Volume penjualan naik, laba bersih Adaro melesat 334%
A
A
A
Sindonews.com - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) pada kuartal I tahun ini mencatat lonjakan laba bersih hingga 334 persen menjadi USD131 juta dibanding kuartal yang sama tahun lalu senilai USD30 juta.
Sementara pendapatan usaha meningkat 14 persen menjadi USD845 juta dibanding kuartal yang sama 2013 senilai USD741 juta. Naiknya kinerja tersebut tersebut didukung meningkatnya volume penjualan dan efisiensi biaya.
Volume penjualan batu bara perseroan meningkat 23 persen menjadi 13,9 juta ton dari 11,2 juta ton. Adapun volume produksi bertambah 22 persen menjadi 14 juta ton dari 11,4 juta ton.
Sedangkan harga jual rata-rata (ASP) Adaro menurun 7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu karena masih tertekan harga batu bara. Beban pokok pendapatan tercatat turun 1 persen menjadi USD599 juta dari USD605 juta.
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, meski kondisi makro bergejolak, perseroan mampu mencapai kinerja solid. "Kami berhasil mencatat rekor penjualan baru dan memperbaiki disiplin biaya dan produktivitas," kata dia dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/4/2014).
Dia optimis fundamental industri batu bara tetap kokoh selama ada pertumbuhan permintaan energi. Perusahaanya juga telah mengantisipasi jika situasi kelebihan pasokan akan kembali pada keseimbangannya 12 -18 bulan mendatang, namun juga siap menghadapi kondisi siklus yang menurun.
"Fokus kami pada tahun ini adalah menjaga keandalan pasokan kepada para pelanggan, tetap melakukan peningkatan efisiensi operasional dan memperkuat struktur permodalan," ujar dia.
Sementara pendapatan usaha meningkat 14 persen menjadi USD845 juta dibanding kuartal yang sama 2013 senilai USD741 juta. Naiknya kinerja tersebut tersebut didukung meningkatnya volume penjualan dan efisiensi biaya.
Volume penjualan batu bara perseroan meningkat 23 persen menjadi 13,9 juta ton dari 11,2 juta ton. Adapun volume produksi bertambah 22 persen menjadi 14 juta ton dari 11,4 juta ton.
Sedangkan harga jual rata-rata (ASP) Adaro menurun 7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu karena masih tertekan harga batu bara. Beban pokok pendapatan tercatat turun 1 persen menjadi USD599 juta dari USD605 juta.
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, meski kondisi makro bergejolak, perseroan mampu mencapai kinerja solid. "Kami berhasil mencatat rekor penjualan baru dan memperbaiki disiplin biaya dan produktivitas," kata dia dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/4/2014).
Dia optimis fundamental industri batu bara tetap kokoh selama ada pertumbuhan permintaan energi. Perusahaanya juga telah mengantisipasi jika situasi kelebihan pasokan akan kembali pada keseimbangannya 12 -18 bulan mendatang, namun juga siap menghadapi kondisi siklus yang menurun.
"Fokus kami pada tahun ini adalah menjaga keandalan pasokan kepada para pelanggan, tetap melakukan peningkatan efisiensi operasional dan memperkuat struktur permodalan," ujar dia.
(rna)