BHIT proyeksikan pendapatan Rp15 T
A
A
A
Sindonews.com - PT MNC Investama Tbk (BHIT) memproyeksikan pendapatan pada 2014 sebesar Rp15 triliun atau tumbuh sekitar 30,1 persen dari pendapatan 2013 sebesar Rp11,532 triliun.
"Target pendapatan bisa meningkat dan kami proyeksikan hingga akhir tahun sampai Rp15 triliun," terang Wakil Direktur Utama BHIT Darma Putra dalam Public Expose di Auditorium MNC Tower, Rabu (30/4/2014).
Dia mengatakan, untuk bottom line (laba bersih), perseroan menargetkan pertumbuhan sebesar Rp1 triliun di tahun ini, dari total laba bersih yang mengalami penurunan 80 persen di 2013 yang berjumlah Rp395 miliar.
"Memang media kontribusi terbesar. Ke depan pilar lain seperti sektor jasa keuangan, dan properti diharapkan dapat berkembang pesat. Khususnya dari finansial. Sudah ada bank. Semua kontribusinya akan langsung ke MNC Investama," jelas dia.
Direktur BHIT, Tien mengatakan, sektor pertambangan masih dinomorduakan. Hal tersebut dikarenakan harga yang belum begitu bagus. Saat ini pihaknya tinggal menunggu waktu tepat untuk meningkatkan produksi tambang yang berada di Kalimantan dan Sumatera.
"Memang melihat kondisi sekarang harganya kita cari yang bagus saja. Maka kalau harganya sudah naik lagi baru kita kebut lagi. Karena, kalau kita kerjakan sekarang juga, marjin yang didapat kecil," imbuh dia.
Menurutnya, perseroan saat ini telah menyiapkan investasi sebesar USD25 juta yang didapat dari perbankan untuk mengembangkan sektor pertambangan tersebut. Saat ini BHIT tidak menghentikan proses produksinya, hanya mengurangi hingga harga kembali bagus.
"Batu bara di Kalimantan, kita punya batu bara dan di Sumatera juga ada delapan IUP (izin usaha pertambangan). Itu tiga sudah produksi, jadi beberapa tahun ke depan akan kita tingkatkan lagi sebanyak-banyaknya produksi agar kontribusi ke MNC Investama bisa lebih besar lagi," pungkas Tien.
"Target pendapatan bisa meningkat dan kami proyeksikan hingga akhir tahun sampai Rp15 triliun," terang Wakil Direktur Utama BHIT Darma Putra dalam Public Expose di Auditorium MNC Tower, Rabu (30/4/2014).
Dia mengatakan, untuk bottom line (laba bersih), perseroan menargetkan pertumbuhan sebesar Rp1 triliun di tahun ini, dari total laba bersih yang mengalami penurunan 80 persen di 2013 yang berjumlah Rp395 miliar.
"Memang media kontribusi terbesar. Ke depan pilar lain seperti sektor jasa keuangan, dan properti diharapkan dapat berkembang pesat. Khususnya dari finansial. Sudah ada bank. Semua kontribusinya akan langsung ke MNC Investama," jelas dia.
Direktur BHIT, Tien mengatakan, sektor pertambangan masih dinomorduakan. Hal tersebut dikarenakan harga yang belum begitu bagus. Saat ini pihaknya tinggal menunggu waktu tepat untuk meningkatkan produksi tambang yang berada di Kalimantan dan Sumatera.
"Memang melihat kondisi sekarang harganya kita cari yang bagus saja. Maka kalau harganya sudah naik lagi baru kita kebut lagi. Karena, kalau kita kerjakan sekarang juga, marjin yang didapat kecil," imbuh dia.
Menurutnya, perseroan saat ini telah menyiapkan investasi sebesar USD25 juta yang didapat dari perbankan untuk mengembangkan sektor pertambangan tersebut. Saat ini BHIT tidak menghentikan proses produksinya, hanya mengurangi hingga harga kembali bagus.
"Batu bara di Kalimantan, kita punya batu bara dan di Sumatera juga ada delapan IUP (izin usaha pertambangan). Itu tiga sudah produksi, jadi beberapa tahun ke depan akan kita tingkatkan lagi sebanyak-banyaknya produksi agar kontribusi ke MNC Investama bisa lebih besar lagi," pungkas Tien.
(izz)