Jawa Barat jadi pasar potensial Semen Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - General Manager PT Semen Indonesia Bambang Djoko Sulistyo menegaskan Bogor masih menjadi daerah pangsa pasar potensial dan menguntungkan untuk produk Semen Indonesia, kendati di wilayah Kabupaten Bogor memiliki dua pabrik besar perusahaan semen yakni PT Indocement dan PT Holcim.
"Target market share kami untuk wilayah Jawa Barat itu di atas 22 persen, khususnya untuk Bogor, Depok dan Bekasi merupakan daerah yang potensial karena 41 persen produk semen kami untuk Jawa Barat di tiga kota ini, dan kami siap banjiri semen produk Perusahaan BUMN di pasaran Bogor," katanya saat ditemui di Gedung Puri Begawan, Bogor, Rabu (30/4/2014).
Menurutnya, kebutuhan semen untuk wilayah Jawa Barat terutama di tiga kota ini, terus mengalami pertumbuhan yang signifikan, kendati ada dua perusahan besar yang meemproduksi semen di wilayah Bogor. "Kita tidak takut kalah saing, karna produk kami masih diminati dan banyak digunakan oleh masyarakat," ujarnya.
Pasalnya, selama periode Januari-Maret 2014 saja, penjualan semen di Jawa Barat mencapai 2.15 juta ton, dan angka itu naik sebesar 12,3 persen dibandingkan dengan 2013 sebelumnya yang hanya 1,92 ton. "Dari angka tersebut ternyata 41 persennya pemasaranya dikuasai oleh Bogor, Depok dan Bekasi," ungkapnya.
Bambang mengatakan, pertumbuhan penjualan semen di Jawa Barat ini merupakan pertumbuhan tertinggi untuk PT Semen Indonesia dibandingkan pertumbuhan semen di wilayah lain. "Bahkan mampu melampaui kinerja penjualan semen secara nasional yang hanya tumbuh sekitar 3,7 persen saja," kata dia.
Sedangkan, tutur Bambang yang juga merupakan Kepala Divisi Penjualan Semen Indonesia, untuk penjualan semen Indonesia, dengan merk Semen Gresik dalam kurun waktu tiga bulan atau pada periode Januari-Maret 2014 sudah mencapai 470,33 ton.
"Kondisi ini naik sebesar 14 persen dibandingkan 2013 sebelumnya yang hanya 412,54 ton, dengan penguasaan pasar sebanyak 22 persen," katanya.
Hingga saat ini perusahaan semen milik BUMN ini telah memiliki empat pabrik di tiga lokasi yakni, Semen Padang di Sumatera, Semen Gersik di Jawa, Semen Tonsa di Sulawesi, dan satu pabrik di luar negeri yakni di Thang Long Cement di Vietnam.
"Kami memprediksi persaingan semen di Indonesia akan lebih seru pada 2016 mendatang, untuk itu kami harus punya terobosan dan inovasi serta lahan-lahan baru untuk meningkatkan produksinya," katanya.
Sementara itu, kata Bambang, salah satu cara perusahanya untuk mencuri pangsa pasar semen di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi, pihaknya mengundang sebanyak 400 toko/retail di tiga wilayah tersebut untuk diberikan penghargaan Best Customer kepada 10 pelanggan dengan kategori pelanggan toko.
"Program ini merupakan apresiasi pelanggan untuk menjaga loyalitas mitra penjualan agar perusahaan kami dapat menjaga posisi sebagai market leader di tingkat nasional," pungkasnya.
"Target market share kami untuk wilayah Jawa Barat itu di atas 22 persen, khususnya untuk Bogor, Depok dan Bekasi merupakan daerah yang potensial karena 41 persen produk semen kami untuk Jawa Barat di tiga kota ini, dan kami siap banjiri semen produk Perusahaan BUMN di pasaran Bogor," katanya saat ditemui di Gedung Puri Begawan, Bogor, Rabu (30/4/2014).
Menurutnya, kebutuhan semen untuk wilayah Jawa Barat terutama di tiga kota ini, terus mengalami pertumbuhan yang signifikan, kendati ada dua perusahan besar yang meemproduksi semen di wilayah Bogor. "Kita tidak takut kalah saing, karna produk kami masih diminati dan banyak digunakan oleh masyarakat," ujarnya.
Pasalnya, selama periode Januari-Maret 2014 saja, penjualan semen di Jawa Barat mencapai 2.15 juta ton, dan angka itu naik sebesar 12,3 persen dibandingkan dengan 2013 sebelumnya yang hanya 1,92 ton. "Dari angka tersebut ternyata 41 persennya pemasaranya dikuasai oleh Bogor, Depok dan Bekasi," ungkapnya.
Bambang mengatakan, pertumbuhan penjualan semen di Jawa Barat ini merupakan pertumbuhan tertinggi untuk PT Semen Indonesia dibandingkan pertumbuhan semen di wilayah lain. "Bahkan mampu melampaui kinerja penjualan semen secara nasional yang hanya tumbuh sekitar 3,7 persen saja," kata dia.
Sedangkan, tutur Bambang yang juga merupakan Kepala Divisi Penjualan Semen Indonesia, untuk penjualan semen Indonesia, dengan merk Semen Gresik dalam kurun waktu tiga bulan atau pada periode Januari-Maret 2014 sudah mencapai 470,33 ton.
"Kondisi ini naik sebesar 14 persen dibandingkan 2013 sebelumnya yang hanya 412,54 ton, dengan penguasaan pasar sebanyak 22 persen," katanya.
Hingga saat ini perusahaan semen milik BUMN ini telah memiliki empat pabrik di tiga lokasi yakni, Semen Padang di Sumatera, Semen Gersik di Jawa, Semen Tonsa di Sulawesi, dan satu pabrik di luar negeri yakni di Thang Long Cement di Vietnam.
"Kami memprediksi persaingan semen di Indonesia akan lebih seru pada 2016 mendatang, untuk itu kami harus punya terobosan dan inovasi serta lahan-lahan baru untuk meningkatkan produksinya," katanya.
Sementara itu, kata Bambang, salah satu cara perusahanya untuk mencuri pangsa pasar semen di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi, pihaknya mengundang sebanyak 400 toko/retail di tiga wilayah tersebut untuk diberikan penghargaan Best Customer kepada 10 pelanggan dengan kategori pelanggan toko.
"Program ini merupakan apresiasi pelanggan untuk menjaga loyalitas mitra penjualan agar perusahaan kami dapat menjaga posisi sebagai market leader di tingkat nasional," pungkasnya.
(gpr)