Kebutuhan petikemas kosong di Jateng melonjak
A
A
A
Sindonews.com - Sepanjang kuartal I-2014, Terminal Petikemas Semarang (TPKS) mengalami peningkatan bongkar muat. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan volume petikemas kosong (empty) untuk tujuan ekspor.
Peningkatan tersebut mencapai 18 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu menjadi 140.761 TEUS (twenty-foot Equivalent Units).
General Manajer TPKS, Iwan Sabatini mengatakan, total hingga kuartal pertama 2014 TPKS sudah menangani 140.761 TEUS, sehingga ada kenaikan sekitar 18 persen dari periode yang sama 2013.
“Kenaikan volume petikemas empty ini dikarenakan adanya banyak permintaan petikemas ekspor ukuran 40 feet,” ujarnya, Kamis (1/5/2014).
Fenomena tersebut disebabkan karakteristik TPKS dimana mempunyai kecenderungan para pelaku impor lebih banyak yang menggunakan petikemas 20 feet sedangkan kegiatan ekspor para pelaku cenderung menggunakan petikemas ukuran 40 feet.
Dari kecenderungan pola perilaku ini menyebabkan Jawa Tengah kekurangan petikemas ukuran 40 feet sehingga perlu untuk mendatangkan petikemas empty ukuran 40 feet khususnya petikemas high cube yang nantinya akan digunakan untuk tujuan ekspor.
Sesuai data dari TPKS selama 3 bulan pertama 2014, aktivitas impor yang menggunakan petikemas ukuran 40 feet sebanyak 8.501 box sedangkan untuk ekspor tercatat hanya 329 box saja. Banyaknya petikemas impor ukuran 40 feet ini nanti akan digunakan kembali untuk kebutuhan ekspor.
Manager Operasi TPKS, Edi Sulaksono menambahkan, usaha mendatangkan petikemas-petikemas 40 feet ini bisa dari Singapura atau dari Jakarta.
“Moda pengangkutannya bisa dengan jalur darat Pantura atau menggunakan pelayaran domesik karena mengingat jarak yang tidak terlalu jauh untuk mencapai Semarang,” ujarnya.
Sementara selama tiga bulan pertama, TPKS telah melayani sandar sebanyak 160 kapal baik internasional maupun domestik dengan total Gross Tonnage mencapai 2.241.761 GT.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu maka capaian ini sudah melampaui 14,9 persen. Gross Tonnage sendiri adalah satuan dari perhitungan volume semua ruang yang terletak di bawah geladak kapal ditambah dengan volume ruangan tertutup yang terletak di atas geladak ditambah dengan isi ruangan beserta semua ruangan tertutup yang terletak di atas geladak paling atas.
Peningkatan tersebut mencapai 18 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu menjadi 140.761 TEUS (twenty-foot Equivalent Units).
General Manajer TPKS, Iwan Sabatini mengatakan, total hingga kuartal pertama 2014 TPKS sudah menangani 140.761 TEUS, sehingga ada kenaikan sekitar 18 persen dari periode yang sama 2013.
“Kenaikan volume petikemas empty ini dikarenakan adanya banyak permintaan petikemas ekspor ukuran 40 feet,” ujarnya, Kamis (1/5/2014).
Fenomena tersebut disebabkan karakteristik TPKS dimana mempunyai kecenderungan para pelaku impor lebih banyak yang menggunakan petikemas 20 feet sedangkan kegiatan ekspor para pelaku cenderung menggunakan petikemas ukuran 40 feet.
Dari kecenderungan pola perilaku ini menyebabkan Jawa Tengah kekurangan petikemas ukuran 40 feet sehingga perlu untuk mendatangkan petikemas empty ukuran 40 feet khususnya petikemas high cube yang nantinya akan digunakan untuk tujuan ekspor.
Sesuai data dari TPKS selama 3 bulan pertama 2014, aktivitas impor yang menggunakan petikemas ukuran 40 feet sebanyak 8.501 box sedangkan untuk ekspor tercatat hanya 329 box saja. Banyaknya petikemas impor ukuran 40 feet ini nanti akan digunakan kembali untuk kebutuhan ekspor.
Manager Operasi TPKS, Edi Sulaksono menambahkan, usaha mendatangkan petikemas-petikemas 40 feet ini bisa dari Singapura atau dari Jakarta.
“Moda pengangkutannya bisa dengan jalur darat Pantura atau menggunakan pelayaran domesik karena mengingat jarak yang tidak terlalu jauh untuk mencapai Semarang,” ujarnya.
Sementara selama tiga bulan pertama, TPKS telah melayani sandar sebanyak 160 kapal baik internasional maupun domestik dengan total Gross Tonnage mencapai 2.241.761 GT.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu maka capaian ini sudah melampaui 14,9 persen. Gross Tonnage sendiri adalah satuan dari perhitungan volume semua ruang yang terletak di bawah geladak kapal ditambah dengan volume ruangan tertutup yang terletak di atas geladak ditambah dengan isi ruangan beserta semua ruangan tertutup yang terletak di atas geladak paling atas.
(gpr)