Pajak ponsel tak pengaruhi kinerja TBIG
A
A
A
Sindonews.com - PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) memastikan, kebijakan baru pemerintah berupa rencana kenaikan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk telepon selular (ponsel) tidak mempengaruhi kinerja keuangan perseroan tahun ini.
Presiden Direktur TBIG Herman Setya Budi mengatakan, kebijakan pemerintah tersebut mungkin saja berpengaruh terhadap perusahaan operator telekomunikasi dan telepon selular. Sedangkan bagi perseroan hal ini tidak berdampak langsung.
"Saya rasa kalau pajak ponsel itu harusnya tidak langsung ke kita. Penggunaan telepon selular saat ini mencapai 250 juta, dengan jumlah yang ada kualitas mengalami kerepotan. Mau telepon drop, artinya di situ kualitas dari pada infrastruktur perlu peningkatan," ujar Herman dalam paparan publiknya di Hotel Ritz Carton, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Herman menjelaskan, kemungkinan dampak hanya terjadi langsung pada pemegang merek ponsel. Yang jelas, menurut Herman, pihaknya konsentrasi pada pembangunan tower guna memenuhi kualitas jaringan.
"Pembangunan terus dilakukan dan memenuhi kualitas suara maupun data customer. Tahun ini, kami berencana menambah 3.000-3.300 tenant," katanya.
Untuk memantapkan rencana tersebut, emiten infrastruktur menara telekomunikasi ini telah membuat sejumlah opsi pendanaan untuk belanja modal tahun ini. Kedua opsi, yaitu penerbitan obligasi dalam mata uang rupiah dan pinjaman bank.
"Berapa kebutuhan dana untuk belanja modal tahun ini, kami masih belum bisa tentukan karena itu bergantung pesanan dari vendor," tutupnya.
Presiden Direktur TBIG Herman Setya Budi mengatakan, kebijakan pemerintah tersebut mungkin saja berpengaruh terhadap perusahaan operator telekomunikasi dan telepon selular. Sedangkan bagi perseroan hal ini tidak berdampak langsung.
"Saya rasa kalau pajak ponsel itu harusnya tidak langsung ke kita. Penggunaan telepon selular saat ini mencapai 250 juta, dengan jumlah yang ada kualitas mengalami kerepotan. Mau telepon drop, artinya di situ kualitas dari pada infrastruktur perlu peningkatan," ujar Herman dalam paparan publiknya di Hotel Ritz Carton, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Herman menjelaskan, kemungkinan dampak hanya terjadi langsung pada pemegang merek ponsel. Yang jelas, menurut Herman, pihaknya konsentrasi pada pembangunan tower guna memenuhi kualitas jaringan.
"Pembangunan terus dilakukan dan memenuhi kualitas suara maupun data customer. Tahun ini, kami berencana menambah 3.000-3.300 tenant," katanya.
Untuk memantapkan rencana tersebut, emiten infrastruktur menara telekomunikasi ini telah membuat sejumlah opsi pendanaan untuk belanja modal tahun ini. Kedua opsi, yaitu penerbitan obligasi dalam mata uang rupiah dan pinjaman bank.
"Berapa kebutuhan dana untuk belanja modal tahun ini, kami masih belum bisa tentukan karena itu bergantung pesanan dari vendor," tutupnya.
(rna)