PGN klaim FSRU Lampung hemat BBM Rp900 M/tahun
A
A
A
Sindonews.com - Head of Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Ridha Ababil mengklaim, dengan beroperasinya FSRU (Floating Storage Receiving Terminal) Lampung dan dengan optimalisasi pemanfaatan gas bumi di berbagai sektor, berpotensi menghemat biaya bahan bakar minyak (BBM) hingga Rp900 miliar per tahun.
Menurutnya, penyaluran gas bumi ke sektor kelistrikan, industri, rumah tangga, UKM (usaha kecil menengah), dan transportasi di Lampung akan semakin optimal.
"Hitung saja, harga gas itu hanya USD10 hingga USD11,5 per MMBTU, sementara harga solar bisa sampai USD30," terang Ridha dalam Media Visit FSRU Lampung, Sabtu, (10/5/2014).
Ridha mengatakan, pihaknya optimis permintaan gas di Lampung dan Jawa Barat akan tinggi terutama disumbang dari pemanfaatan gas sebagai sumber bahan bakar industri, listrik dan kebutuhan rumah tangga lain.
"Untuk Lampung saja, kebutuhan gas bumi di sektor kelistrikan mencapai 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD)," ungkapnya.
Ridha menyebutkan, 1 MMSCFD gas bumi setara dengan 28 ribu liter BBM per hari bisa digunakan untuk kebutuhan pembangkit dengan kapasitas 4-5 MW. Sebab itu, dengan tersedianya fasilitas FSRU diharapkan produksi gas domestik dapat sepenuhnya diserap konsumen di tanah air.
"LNG yang ada di timur Indonesia yang tadinya diekspor, bisa dimaksimalkan untuk penyaluran gas di wilayah barat yang cadangan gasnya semakin menipis," katanya.
Menurut Ridha, banyak penghematan yang bisa dilakukan bila konversi BBM ke gas dapat terealisasi. Penghematan itu juga bisa semakin besar seiring meluasnya pemanfaatan gas dengan didorong penyediaan infrastruktur yang memadai. Karena pasar akan tumbuh seiring tersedianya infrastruktur.
Menurutnya, penyaluran gas bumi ke sektor kelistrikan, industri, rumah tangga, UKM (usaha kecil menengah), dan transportasi di Lampung akan semakin optimal.
"Hitung saja, harga gas itu hanya USD10 hingga USD11,5 per MMBTU, sementara harga solar bisa sampai USD30," terang Ridha dalam Media Visit FSRU Lampung, Sabtu, (10/5/2014).
Ridha mengatakan, pihaknya optimis permintaan gas di Lampung dan Jawa Barat akan tinggi terutama disumbang dari pemanfaatan gas sebagai sumber bahan bakar industri, listrik dan kebutuhan rumah tangga lain.
"Untuk Lampung saja, kebutuhan gas bumi di sektor kelistrikan mencapai 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD)," ungkapnya.
Ridha menyebutkan, 1 MMSCFD gas bumi setara dengan 28 ribu liter BBM per hari bisa digunakan untuk kebutuhan pembangkit dengan kapasitas 4-5 MW. Sebab itu, dengan tersedianya fasilitas FSRU diharapkan produksi gas domestik dapat sepenuhnya diserap konsumen di tanah air.
"LNG yang ada di timur Indonesia yang tadinya diekspor, bisa dimaksimalkan untuk penyaluran gas di wilayah barat yang cadangan gasnya semakin menipis," katanya.
Menurut Ridha, banyak penghematan yang bisa dilakukan bila konversi BBM ke gas dapat terealisasi. Penghematan itu juga bisa semakin besar seiring meluasnya pemanfaatan gas dengan didorong penyediaan infrastruktur yang memadai. Karena pasar akan tumbuh seiring tersedianya infrastruktur.
(dmd)