Wakil Seskab minta dweling time terus diperbaiki
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Sekretaris Kabinet, Ibnu Purna Muchtar, selaku ketua tim pelaksana peningkatan kelancaran arus barang ekspor dan impor mengatakan, permasalahan dwelling time atau masa menunggu kapal di pelabuhan terus membaik.
Namun, dia tetap berharap, perlunya terus dilakukan perbaikan dwelling time agar mendukung peningkatan daya saing Indonesia. Selain itu, kinerja ekspor nasional dalam konstelasi perekonomian kawasan dan global.
Menurutnya, permasalahan dwelling time sudah sekian lama menjadi permasalahan strategis. Pengaruhnya tidak hanya berskala nasional terkait kondisi sistem logistik dan kinerja industri dalam negeri, namun juga internasional.
"Terutama bila dikaitkan dengan posisi daya saing Indonesia dan kinerja ekspor nasional dalam konstelasi perekonomian kawasan dan global," kata dia seperti dikutip dari situs Setkab, Rabu (14/5/2014).
Mengutip berbagai studi yang dilakukan oleh lembaga internasional, Ibnu mengemukakan, posisi daya saing Indonesia membaik dibanding 2012 di posisi 50. "Perbaikan ini tak lepas dari peningkatan kondisi perekonomian dalam negeri dan upaya perbaikan institusional di bidang logistik yang dilakukan selama ini," ujarnya.
Waseskab mengatakan, pemerintah sudah melakukan banyak kegiatan dalam rangka mengurangi dwelling time. Hal ini terbukti dengan membaiknya angka Indeks Kinerja Logistik (Logistics Performance Index/LPI) 2014 yang dirilis Bank Dunia yang menempatkan Indonesia di posisi ke-53.
Namun, Ibnu meminta semua pihak agar tidak cepat berpuas diri, karena negara-negara lain di kawasan ASEAN juga secara berkelanjutan berlomba-lomba memperbaiki sistem logistik.
"Indonesia harus mampu bersaing dengan negara kawasan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada Desember 2015," ujarnya.
Namun, dia tetap berharap, perlunya terus dilakukan perbaikan dwelling time agar mendukung peningkatan daya saing Indonesia. Selain itu, kinerja ekspor nasional dalam konstelasi perekonomian kawasan dan global.
Menurutnya, permasalahan dwelling time sudah sekian lama menjadi permasalahan strategis. Pengaruhnya tidak hanya berskala nasional terkait kondisi sistem logistik dan kinerja industri dalam negeri, namun juga internasional.
"Terutama bila dikaitkan dengan posisi daya saing Indonesia dan kinerja ekspor nasional dalam konstelasi perekonomian kawasan dan global," kata dia seperti dikutip dari situs Setkab, Rabu (14/5/2014).
Mengutip berbagai studi yang dilakukan oleh lembaga internasional, Ibnu mengemukakan, posisi daya saing Indonesia membaik dibanding 2012 di posisi 50. "Perbaikan ini tak lepas dari peningkatan kondisi perekonomian dalam negeri dan upaya perbaikan institusional di bidang logistik yang dilakukan selama ini," ujarnya.
Waseskab mengatakan, pemerintah sudah melakukan banyak kegiatan dalam rangka mengurangi dwelling time. Hal ini terbukti dengan membaiknya angka Indeks Kinerja Logistik (Logistics Performance Index/LPI) 2014 yang dirilis Bank Dunia yang menempatkan Indonesia di posisi ke-53.
Namun, Ibnu meminta semua pihak agar tidak cepat berpuas diri, karena negara-negara lain di kawasan ASEAN juga secara berkelanjutan berlomba-lomba memperbaiki sistem logistik.
"Indonesia harus mampu bersaing dengan negara kawasan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada Desember 2015," ujarnya.
(izz)