Anak usaha INTA raih pinjaman Rp273 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Intraco Penta Tbk (INTA) melalui entitas anak, PT Intan Baruprana Finance (IBF) memperoleh pinjaman dengan total sebesar Rp273 miliar.
Dalam laporan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indoensia (BEI), Jumat (16/5/2014) menjelaskan bahwa pinjaman tersebut telah ditandatangani antara perseroan dengan dua bank pada 12 Mei 2014.
Adapun rinciannya, sebesar Rp208 miliar diperoleh dari BNI Syariah dan Rp65 miliar dari Bank Maybank Syariah Indonesia. Dana tersebut untuk tambahan modal kerja perusahaan.
Sementara itu, IBF pada Januari lalu telah menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) tahap I dengan total senilai Rp300 miliar. Dana hasil penerbitan MTN tersebut digunakan untuk ekspansi dan modal pembiayaan alat berat.
Adapun target pembiyaan anak usaha INTA, yang bergerak dalam pembiayaan alat berat multi merek, transportasi dan mesin lainnya sepanjang tahun ini mencapai Rp1,6 triliun.
Pada tahun lalu, total pembiayaan yang disalurkan IBF mencapai Rp2,2 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 56 persen atau sekitar Rp1,23 triliun merupakan pembiayaan berbasis syariah.
Dalam laporan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indoensia (BEI), Jumat (16/5/2014) menjelaskan bahwa pinjaman tersebut telah ditandatangani antara perseroan dengan dua bank pada 12 Mei 2014.
Adapun rinciannya, sebesar Rp208 miliar diperoleh dari BNI Syariah dan Rp65 miliar dari Bank Maybank Syariah Indonesia. Dana tersebut untuk tambahan modal kerja perusahaan.
Sementara itu, IBF pada Januari lalu telah menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) tahap I dengan total senilai Rp300 miliar. Dana hasil penerbitan MTN tersebut digunakan untuk ekspansi dan modal pembiayaan alat berat.
Adapun target pembiyaan anak usaha INTA, yang bergerak dalam pembiayaan alat berat multi merek, transportasi dan mesin lainnya sepanjang tahun ini mencapai Rp1,6 triliun.
Pada tahun lalu, total pembiayaan yang disalurkan IBF mencapai Rp2,2 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 56 persen atau sekitar Rp1,23 triliun merupakan pembiayaan berbasis syariah.
(rna)