Bank Mandiri Targetkan Satu Juta Rekening e-Cash
A
A
A
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) meluncurkan produk barunya Mandiri e-Cash untuk menggenjot jumlah rekening dan nilai transaksi. Perseroan optimistis instrumen pembayaran elektronik berbasis ponsel ini dapat menambah satu juta rekening setiap tahunnya.
Direktur Mikro dan Retail BMRI Hery Gunardi mengatakan perseroan menargetkan penambahan jumlah rekening yang signifikan dengan adanya layanan Mandiri e-Cash ini. Saat ini, perseroan mencatat telah memiliki 13 juta rekening.
"Dengan adanya layanan e-Cash dan branchless banking, ditargetkan ada tambahan 1 juta rekening per tahun. Ini bisa dari nasabah existing ataupun baru," kata Hery dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Dia melanjutkan, potensi pengembangan uang elektronik di dalam negeri sangatlah besar. Dari 250 juta penduduk Indonesia, baru hanya 60 juta di antaranya yang sudah memiliki rekening di perbankan. Sementara penduduk Indonesia yang memiliki telepon seluler mencapai 240 juta penduduk.
Tidak hanya itu, namun populasi kelas menengah nasional akan berkembang pesat. "Di tahun 2014 baru berjumlah 45 juta orang, dan jumlah ini akan meningkat pesat menjadi 135 juta orang di tahun 2030," terangnya.
Melalui Mandiri e-Cash, nasabah cukup menggunakan nomor ponselnya sebagai rekening. Pengisian saldo bisa dilakukan melalui anjungan tunai mandiri (ATM), Mandiri sms, Mandiri internet dan Mandiri Clikpay. Bahkan bisa juga pengisian dilakuan melalui transfer dari bank lain.
Peluncuran ini menjadi bagian dari upaya Bank Mandiri untuk secara bertahap mengurangi penggunaan uang tunai dalam transaksi pembayaran.
"Kami berupaya mengurangi kebutuhan transaksi secara tunai. Sebab makin banyak uang tunai, biaya pembuatan makin mahal. Ruang untuk penyimpanan lebih luas semakin dibutuhkan. Ditambah biaya pengamanan yang harus dikeluarkan semakin besar," ujarnya.
Layanan Mandiri e-Cash ini disebutnya juga mendukung program Layanan Keuangan Digital yang dicanangkan Bank Indonesia (BI) selaku regulator. Dengan layanan ini, lanjut Herry, bank dapat merangkul masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan.
"LKD akan memudahkan masyarakat yang unbanked. Saat ini ada sekitar 100 sampai 125 juta potensi unbanked customer yang bisa di-convert jadi banked customer," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Senior Vice President Electronic Banking BMRI Rico Usthavia Frans mengatakan, terdapat potensi besar dengan hanya target satu juta registered user di tahun pertama. "Satu orang minimum transaksi 2 sampai 3 kali sebulan yang aktif," ujar Rico.
Menurutnya, sasaran pengguna e-cash Bank Mandiri pada 2030 nanti mencapai 95% dari pengguna smartphone dan pengguna telepon genggam. Fasilitas e-cash juga akan memprioritaskan penggunaan di kota-kota kecil.
"Untuk registrasi ke daerah-daerah sekarang masih datang ke cabang-cabang. Kita masih menunggu LKD (layanan keuangan digital) peraturan Bank Indonesia supaya tidak perlu ke kantor cabang lagi," sebutnya.
Direktur Mikro dan Retail BMRI Hery Gunardi mengatakan perseroan menargetkan penambahan jumlah rekening yang signifikan dengan adanya layanan Mandiri e-Cash ini. Saat ini, perseroan mencatat telah memiliki 13 juta rekening.
"Dengan adanya layanan e-Cash dan branchless banking, ditargetkan ada tambahan 1 juta rekening per tahun. Ini bisa dari nasabah existing ataupun baru," kata Hery dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Dia melanjutkan, potensi pengembangan uang elektronik di dalam negeri sangatlah besar. Dari 250 juta penduduk Indonesia, baru hanya 60 juta di antaranya yang sudah memiliki rekening di perbankan. Sementara penduduk Indonesia yang memiliki telepon seluler mencapai 240 juta penduduk.
Tidak hanya itu, namun populasi kelas menengah nasional akan berkembang pesat. "Di tahun 2014 baru berjumlah 45 juta orang, dan jumlah ini akan meningkat pesat menjadi 135 juta orang di tahun 2030," terangnya.
Melalui Mandiri e-Cash, nasabah cukup menggunakan nomor ponselnya sebagai rekening. Pengisian saldo bisa dilakukan melalui anjungan tunai mandiri (ATM), Mandiri sms, Mandiri internet dan Mandiri Clikpay. Bahkan bisa juga pengisian dilakuan melalui transfer dari bank lain.
Peluncuran ini menjadi bagian dari upaya Bank Mandiri untuk secara bertahap mengurangi penggunaan uang tunai dalam transaksi pembayaran.
"Kami berupaya mengurangi kebutuhan transaksi secara tunai. Sebab makin banyak uang tunai, biaya pembuatan makin mahal. Ruang untuk penyimpanan lebih luas semakin dibutuhkan. Ditambah biaya pengamanan yang harus dikeluarkan semakin besar," ujarnya.
Layanan Mandiri e-Cash ini disebutnya juga mendukung program Layanan Keuangan Digital yang dicanangkan Bank Indonesia (BI) selaku regulator. Dengan layanan ini, lanjut Herry, bank dapat merangkul masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan.
"LKD akan memudahkan masyarakat yang unbanked. Saat ini ada sekitar 100 sampai 125 juta potensi unbanked customer yang bisa di-convert jadi banked customer," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Senior Vice President Electronic Banking BMRI Rico Usthavia Frans mengatakan, terdapat potensi besar dengan hanya target satu juta registered user di tahun pertama. "Satu orang minimum transaksi 2 sampai 3 kali sebulan yang aktif," ujar Rico.
Menurutnya, sasaran pengguna e-cash Bank Mandiri pada 2030 nanti mencapai 95% dari pengguna smartphone dan pengguna telepon genggam. Fasilitas e-cash juga akan memprioritaskan penggunaan di kota-kota kecil.
"Untuk registrasi ke daerah-daerah sekarang masih datang ke cabang-cabang. Kita masih menunggu LKD (layanan keuangan digital) peraturan Bank Indonesia supaya tidak perlu ke kantor cabang lagi," sebutnya.
(gpr)