Minyak Dunia Memerah di Tengah Krisis Libya dan Ukraina
A
A
A
LONDON - Harga minyak mentah di perdagangan global hari ini menyusut menanggapi bentrokan di Libya. Hal ini menambah kekhawatiran pasokan energi terkait krisis Ukraina kontra Rusia.
Indeks acuan AS, minyak West Texas Intermediate ( WTI ) untuk pengiriman Juni, sempat naik 15 sen menjadi USD102,76 per barel. Namun, menyusut 41 sen menjadi 102,20 per barel pada pukul 21.45 WIB. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, bertambah 15 sen menjadi USD109,52 per barel pada pertengahan di London. Kemudian memerah menjadi 109,14 per barel.
"Kerusuhan lebih lanjut di Libya adalah faktor utama pasar minyak saat ini," kata David Lennox, analis sumber daya di Fat Prophets, seperti dilansir dari Al-Arabiya, Selasa (20/5/2014).
Pasukan elit Libya terlibat pertempuran dengan pemberontak untuk pertempuran Islamis di timur karena meningkatnya pelanggaran hukum di dua kota terbesar negara itu lebih dekat ke perang saudara.
Sejak jatuhnya diktator Moamer Kadhafi pada 2011, pemerintah Libya berturut-turut telah berjuang menegakkan ketertiban sebagai mantan brigade pemberontak bersenjata mengukir fiefdoms mereka sendiri.
Krisis politik di negara itu datang hanya beberapa minggu setelah pembukaan ekspor minyak menyusul blokade 9 bulan di terminal laut pemberontak.
Di tempat lain, Komisaris Energi Eropa Guenther Oettinger mengatakan, Rusia, Ukraina dan Uni Eropa berencana bertemu pekan depan untuk menyelesaikan sengketa gas antara Kiev dan Moskow.
Raksasa energi Rusia Gazprom telah memperingatkan Kiev bisa menghentikan pengiriman gas pada 3 Juni jika bekas Republik Uni Soviet itu tidak membayar tagihan pada Juni senilai USD1,66 miliar atau sekitar Rp19 triliun.
Moskow mulai menuntut pembayaran pengiriman gas Ukraina di bawah aturan baru yang diperkenalkan menanggapi krisis hubungan di negara tersebut. Ancaman itu telah menimbulkan kekhawatiran di Uni Eropa, yang mengimpor seperempat gas dari Rusia, hampir setengah yang mengalir melalui Ukraina.
Indeks acuan AS, minyak West Texas Intermediate ( WTI ) untuk pengiriman Juni, sempat naik 15 sen menjadi USD102,76 per barel. Namun, menyusut 41 sen menjadi 102,20 per barel pada pukul 21.45 WIB. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, bertambah 15 sen menjadi USD109,52 per barel pada pertengahan di London. Kemudian memerah menjadi 109,14 per barel.
"Kerusuhan lebih lanjut di Libya adalah faktor utama pasar minyak saat ini," kata David Lennox, analis sumber daya di Fat Prophets, seperti dilansir dari Al-Arabiya, Selasa (20/5/2014).
Pasukan elit Libya terlibat pertempuran dengan pemberontak untuk pertempuran Islamis di timur karena meningkatnya pelanggaran hukum di dua kota terbesar negara itu lebih dekat ke perang saudara.
Sejak jatuhnya diktator Moamer Kadhafi pada 2011, pemerintah Libya berturut-turut telah berjuang menegakkan ketertiban sebagai mantan brigade pemberontak bersenjata mengukir fiefdoms mereka sendiri.
Krisis politik di negara itu datang hanya beberapa minggu setelah pembukaan ekspor minyak menyusul blokade 9 bulan di terminal laut pemberontak.
Di tempat lain, Komisaris Energi Eropa Guenther Oettinger mengatakan, Rusia, Ukraina dan Uni Eropa berencana bertemu pekan depan untuk menyelesaikan sengketa gas antara Kiev dan Moskow.
Raksasa energi Rusia Gazprom telah memperingatkan Kiev bisa menghentikan pengiriman gas pada 3 Juni jika bekas Republik Uni Soviet itu tidak membayar tagihan pada Juni senilai USD1,66 miliar atau sekitar Rp19 triliun.
Moskow mulai menuntut pembayaran pengiriman gas Ukraina di bawah aturan baru yang diperkenalkan menanggapi krisis hubungan di negara tersebut. Ancaman itu telah menimbulkan kekhawatiran di Uni Eropa, yang mengimpor seperempat gas dari Rusia, hampir setengah yang mengalir melalui Ukraina.
(dmd)