Harga Minyak WTI Kembali Naik
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik untuk ketiga kalinya dalam empat hari setelah data industri menunjukkan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) turun. Sementara, minyak mentar Brent tetap stabil.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (21/4/2014), bursa berjangka untuk Juli naik sebanyak 0,6 persen di New York. American Petroleum Institute melaporkan, pasokan minyak mentah menyusut sebesar 10,3 juta barel pekan lalu. Stok itu mungkin tidak berubah mendekati rekor tinggi, menurut survei Bloomberg News sebelum data pemerintah hari ini.
Rusia mengatakan, pasukannya menarik kembali dari perbatasan Ukraina, di mana Perdana Menteri Dmitry Medvedev memperingatkan Amerika Serikat dan Uni Eropa bahwa mereka berisiko memicu perang dingin baru.
"Angka-angka persediaan akan menjadi penting saat ini, ada tanda-tanda bahwa kapasitas kilang mengambil saat kami pindah ke musim panas musim," kata Ric Spooner, analis kepala di CMC Markets.
Dia memprediksi investor dapat menjual kontrak West Texas jika harga naik ke USD105 per barel. " Kami sedang menuju pada waktu di mana hal-hal mulai menjadi lebih positif untuk konsumsi minyak," ujarnya.
Kontrak WTI untuk pengiriman Juli naik sebanyak 65 sen menjadi USD102,98 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di USD102,86 pada 12:16 waktu Sydney.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 5 persen di bawah rata-rata 100 hari. Kontrak Juni berakhir kemarin setelah menurun 17 sen menjadi USD102,44. Harga naik 4,5 persen tahun ini.
Sementara, Brent untuk pengiriman Juli sebesar 14 sen lebih tinggi pada USD109,83 per barel di bursa berjangka ICE Europe Futures di London. Minyak mentah patokan Eropa dengan premi sebesar USD6,97 untuk WTI.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (21/4/2014), bursa berjangka untuk Juli naik sebanyak 0,6 persen di New York. American Petroleum Institute melaporkan, pasokan minyak mentah menyusut sebesar 10,3 juta barel pekan lalu. Stok itu mungkin tidak berubah mendekati rekor tinggi, menurut survei Bloomberg News sebelum data pemerintah hari ini.
Rusia mengatakan, pasukannya menarik kembali dari perbatasan Ukraina, di mana Perdana Menteri Dmitry Medvedev memperingatkan Amerika Serikat dan Uni Eropa bahwa mereka berisiko memicu perang dingin baru.
"Angka-angka persediaan akan menjadi penting saat ini, ada tanda-tanda bahwa kapasitas kilang mengambil saat kami pindah ke musim panas musim," kata Ric Spooner, analis kepala di CMC Markets.
Dia memprediksi investor dapat menjual kontrak West Texas jika harga naik ke USD105 per barel. " Kami sedang menuju pada waktu di mana hal-hal mulai menjadi lebih positif untuk konsumsi minyak," ujarnya.
Kontrak WTI untuk pengiriman Juli naik sebanyak 65 sen menjadi USD102,98 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di USD102,86 pada 12:16 waktu Sydney.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 5 persen di bawah rata-rata 100 hari. Kontrak Juni berakhir kemarin setelah menurun 17 sen menjadi USD102,44. Harga naik 4,5 persen tahun ini.
Sementara, Brent untuk pengiriman Juli sebesar 14 sen lebih tinggi pada USD109,83 per barel di bursa berjangka ICE Europe Futures di London. Minyak mentah patokan Eropa dengan premi sebesar USD6,97 untuk WTI.
(izz)