Pertamina Diminta Aktif Pantau Stok BBM
A
A
A
MANADO - Pemerhati Ekonomi Sulawesi Utara Ellen Pakasi mengatakan, antrean bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di daerah Minsel hingga Bolmong dan sekitarnya serta ke arah Tondano cukup meresahkan.
Dia meminta pemerintah jangan diam, begitu juga Pertamina karena menyangkut kepentingan dan kebutuhan publik. "Saya lihat sendiri, memang betul jembatan di Tumpaan hanya berkapasitas 8 ton, sementara mobil tangki pertamina di kisaran 20 ton. Jadi wajar jika BBM langka di dua wilayah itu," kata Pakasi di Manado, Selasa (27/5/2014)..
Antrean BBM di sejumlah SPBU tersebut terjadi lantaran tarhambatnya distribusi akibat perbaikan sejumlah jalan penghubung wilayah. Pakasi berharap, jika sudah membaik, kejadian serupa jangan terulang lagi.
Pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) misalnya, kata dia, jika ingin merombak jembatan harus ada koordinasi dengan Pertamina atau pihak distributor barang lainnya.
"Pengerjaan jembatan di suatu daerah memakan waktu berbulan-bulan. Jadi tolong hal ini jangan disepelekan, intinya perkuat koordinasi," imbuh Pakasi.
Antrean di Kota Manado, lanjut Pakasi, juga sudah mengular di beberapa SPBU. Antrean ini menunjukkan konsumsi BBM meningkat, hal ini bisa jadi konsumen/kendaraan dari dua wilayah itu lari ke Manado untuk mendapatkan BBM.
"Untuk itu, Pertamina harus aktif memantau ketersediaan stok BBM. Jika sebagian besar SPBU mendapatkan jatah 32 kl per hari, dengan penyaluran dua kali (16 kl per penyaluran). Hal ini bisa ditingkatkan satu, atau dua kali lipat lagi dari realisasi sebelumnya," kata Pakasi.
Pertamina juga harus memberikan sanksi kepada pihak SPBU jika ditemukan kecurangan. Sebab keadaan seperti ini, oknum pemborong BBM otomatis beraksi.
"Di sisi keamanan dari pihak berwajib pun harus lebih diperketat," terang Pakasi.
Dia meminta pemerintah jangan diam, begitu juga Pertamina karena menyangkut kepentingan dan kebutuhan publik. "Saya lihat sendiri, memang betul jembatan di Tumpaan hanya berkapasitas 8 ton, sementara mobil tangki pertamina di kisaran 20 ton. Jadi wajar jika BBM langka di dua wilayah itu," kata Pakasi di Manado, Selasa (27/5/2014)..
Antrean BBM di sejumlah SPBU tersebut terjadi lantaran tarhambatnya distribusi akibat perbaikan sejumlah jalan penghubung wilayah. Pakasi berharap, jika sudah membaik, kejadian serupa jangan terulang lagi.
Pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) misalnya, kata dia, jika ingin merombak jembatan harus ada koordinasi dengan Pertamina atau pihak distributor barang lainnya.
"Pengerjaan jembatan di suatu daerah memakan waktu berbulan-bulan. Jadi tolong hal ini jangan disepelekan, intinya perkuat koordinasi," imbuh Pakasi.
Antrean di Kota Manado, lanjut Pakasi, juga sudah mengular di beberapa SPBU. Antrean ini menunjukkan konsumsi BBM meningkat, hal ini bisa jadi konsumen/kendaraan dari dua wilayah itu lari ke Manado untuk mendapatkan BBM.
"Untuk itu, Pertamina harus aktif memantau ketersediaan stok BBM. Jika sebagian besar SPBU mendapatkan jatah 32 kl per hari, dengan penyaluran dua kali (16 kl per penyaluran). Hal ini bisa ditingkatkan satu, atau dua kali lipat lagi dari realisasi sebelumnya," kata Pakasi.
Pertamina juga harus memberikan sanksi kepada pihak SPBU jika ditemukan kecurangan. Sebab keadaan seperti ini, oknum pemborong BBM otomatis beraksi.
"Di sisi keamanan dari pihak berwajib pun harus lebih diperketat," terang Pakasi.
(rna)