Pemerintah Harus Sigap Hadapi Lonjakan Harga
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Ramadan, bahan-bahan kebutuhan pokok di sejumlah daerah terus mengalami kenaikan. Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah diminta segera melakukan langkah antisipasi dalam memperkecil lonjakan harga yang lebih tinggi.
Pengamat ekonomi, William Surya Wijaya mengatakan, pemerintah harus sigap dengan kondisi ini mengingat banyak protes dari masyarakat dengan terus melambungnya harga kebutuhan pokok walau belum memasuki Ramadan.
"Pendistribusian barang harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi penimbunan terhadap kebutuhan pokok (sembako)," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Sabtu (31/5/2014).
Menurut William, yang paling penting harus dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi situasi ini adalah melakukan operasi ke pasar-pasar sampai daerah pelosok.
"Ini harus lebih sering dilakukan pemerintah. Sidak ke pasar. Bahan-bahan kebutuhan apa saja yang kurang, dan harga juga dikontrol. Perlu tindakan cepat tanggap jika ada laporan," jelasnya.
William memaparkan, dalam mengantisipasi kenaikan harga seharusnya pemerintah menggenjot produksi sejak awal tahun, khususnya di sektor pertanian dan perkebunan. Sehingga, di saat memasuki Ramadan pemerintah lebih siap menghadapi kenaikan harga sembako.
"Di samping itu, pemerintah juga harus mengambil langkah tegas terhadap oknum-oknum yang sengaja menimbun barang. Harus ada ancaman hukuman tegas agar mereka jera," tegasnya.
Pada berita sebelumnya, kenaikan harga sembako salah satunya terjadi hampir di seluruh pasar di Kubu Raya, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Di Pasar Melati dan Pasar Flamboyan, harga telur dan bawang merah naik. Harga bawang merah Rp30.000 per kg. Di mana sebelumnya harga bawang merah hanya Rp15.000-Rp17.000. Untuk harga telur terus meningkat, namun tidak sedrastis seperti kenaikan harga bawang merah.
"Kenaikan harga bawang merah dan telur ini terjadi sejak beberapa minggu lalu. Untuk penyebab kenaikan harga saya pun belum mengetahui pasti apa penyebabnya," ujar Ardi, salah seorang pedagang di Pasar Melati, Kecamatan Sungai Raya.
Aheng, salah satu agen sembako di Pasar Flamboyan mengatakan, kenaikan harga sembako ini dikarenakan pasokan di pasaran mulai menipis dan langka.
“Biasa, jelang Ramadan pasti ada kenaikan. Tetapi ini terasa lebih cepat, padahal puasa masih sebulan lagi. Ada beberapa hal yang mempengaruhi, paling utama suplai sedikit,” imbuhnya.
Pengamat ekonomi, William Surya Wijaya mengatakan, pemerintah harus sigap dengan kondisi ini mengingat banyak protes dari masyarakat dengan terus melambungnya harga kebutuhan pokok walau belum memasuki Ramadan.
"Pendistribusian barang harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi penimbunan terhadap kebutuhan pokok (sembako)," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Sabtu (31/5/2014).
Menurut William, yang paling penting harus dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi situasi ini adalah melakukan operasi ke pasar-pasar sampai daerah pelosok.
"Ini harus lebih sering dilakukan pemerintah. Sidak ke pasar. Bahan-bahan kebutuhan apa saja yang kurang, dan harga juga dikontrol. Perlu tindakan cepat tanggap jika ada laporan," jelasnya.
William memaparkan, dalam mengantisipasi kenaikan harga seharusnya pemerintah menggenjot produksi sejak awal tahun, khususnya di sektor pertanian dan perkebunan. Sehingga, di saat memasuki Ramadan pemerintah lebih siap menghadapi kenaikan harga sembako.
"Di samping itu, pemerintah juga harus mengambil langkah tegas terhadap oknum-oknum yang sengaja menimbun barang. Harus ada ancaman hukuman tegas agar mereka jera," tegasnya.
Pada berita sebelumnya, kenaikan harga sembako salah satunya terjadi hampir di seluruh pasar di Kubu Raya, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Di Pasar Melati dan Pasar Flamboyan, harga telur dan bawang merah naik. Harga bawang merah Rp30.000 per kg. Di mana sebelumnya harga bawang merah hanya Rp15.000-Rp17.000. Untuk harga telur terus meningkat, namun tidak sedrastis seperti kenaikan harga bawang merah.
"Kenaikan harga bawang merah dan telur ini terjadi sejak beberapa minggu lalu. Untuk penyebab kenaikan harga saya pun belum mengetahui pasti apa penyebabnya," ujar Ardi, salah seorang pedagang di Pasar Melati, Kecamatan Sungai Raya.
Aheng, salah satu agen sembako di Pasar Flamboyan mengatakan, kenaikan harga sembako ini dikarenakan pasokan di pasaran mulai menipis dan langka.
“Biasa, jelang Ramadan pasti ada kenaikan. Tetapi ini terasa lebih cepat, padahal puasa masih sebulan lagi. Ada beberapa hal yang mempengaruhi, paling utama suplai sedikit,” imbuhnya.
(dmd)