Pelabuhan Tanjung Priok Harus Ada Penyesuaian CHC

Senin, 02 Juni 2014 - 12:05 WIB
Pelabuhan Tanjung Priok Harus Ada Penyesuaian CHC
Pelabuhan Tanjung Priok Harus Ada Penyesuaian CHC
A A A
JAKARTA - Sekretaris Asosiasi Pengelola Terminal Petikemas Indonesia (APTPI) Paul Krisnadi mengatakan, dengan tambahan investasi baru yang telah dilakukan pengelola terminal Tanjung Priok dan kinerja yang semakin bagus, penyesuaian biaya Cost Handling Container (CHC) perlu dilakukan.

Selain sejak 2008 tidak pernah terjadi kenaikan, penyesuaian CHC juga akan mendorong investasi tambahan yang akan berdampak pada efisiensi di pelabuhan.

"Biaya CHC pelabuhan di Priok merupakan salah satu yang termurah di Asia. Penyesuaian tarif ini merupakan upaya untuk mendorong investasi yang lebih besar, sehingga layanan di Priok akan semakin menguntungkan para pelaku usaha," jelas Paul di Jakarta, Senin (2/6/2014).

Rencananya tarif CHC akan disesuaikan menjadi USD93, sedangkan THC menjadi US$110. CHC adalah biaya bongkar muat petikemas dari kapal ke lapangan penumpukan terminal petikemas yang dibayarkan oleh perusahaan pelayaran ke terminal petikemas.

Sedangkan tarif THC dibayar oleh pemilik barang kepada perusahaan pelayaran. Tarif THC terdiri dari CHC (USD93) + PPN (USD9,3) + Surcharge (USD7,7), di mana PPN sebesar USD9,3 akan masuk ke kas negara.

Direktur The Nasional Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan, para pelaku usaha mestinya juga fair dalam menanggapi usulan penyesuaian tarif CHC di Tanjung Priok. Pasalnya, langkah tersebut dibutuhkan untuk mendorong investasi yang lebih besar guna memaksimalkan kinerja dan layanan di tiga terminal tersebut.

Apalagi beban biaya CHC sesungguhnya sangat kecil dibandingkan beban biaya logistik lainnya yang ditanggung oleh pelaku usaha.

"Biaya CHC itu tidak sampai 0,01% dari nilai barang per kontainer. Biaya logistik yang paling mahal itu justru di sektor transportasi. Tanjung Priok butuh investasi baru dan hal itu akan bisa dilakukan jika pengelola terminal mendapatkan kepastian tentang investasinya dengan biaya yang kompetitif," tegas Siswanto Rusdi.

Diberitakan sebelumnya, Jakarta International Container Terminal (JICT) beserta dua operator utama di Pelabuhan Tanjung Priok, yakni Terminal Petikemas Koja (KOJA) dan Mustika Alam Lestari (MAL) menginvestasikan dana lebih dari USD207 juta atau sekitar Rp2,3 triliun selama 6 tahun.

Investasi baru itu mampu mendorong produktivitas dan layanan di tiga operator Pelabuhan Priok menjadi meningkat tajam. Namun Pelabuhan Tanjung Priok masih terus memerlukan tambahan investasi seiring pertumbuhan arus peti kemas. Untuk itu penyesuaian biaya CHC perlu dilakukan untuk menambah efisiensi di pelabuhan.

Sekretaris Asosiasi Pengelola Terminal Petikemas Indonesia (APTPI) Paul Krisnadi menjelaskan, selama periode 2008-2013 tiga operator di pelabuhan Tanjung Priok tersebut terus meningkatkan investasinya guna melayani arus barang ekspor-impor yang volume dan frekuensinya semakin tinggi.

Selama periode tersebut, JICT telah menghabiskan investasi sebesar USD151 juta untuk membeli peralatan, meng-upgrade sistem serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4714 seconds (0.1#10.140)