Holcim Berencana Gabungkan Dua Anak Usaha
A
A
A
JAKARTA - PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) hari ini mengumumkan rencana penggabungan dua anak perusahaannya dalam rangka mencapai efisiensi penghematan biaya dan keuntungan.
Kedua anak perusahaan tersebut PT Wahana Transtama (WT), perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, dan sudah tidak beroperasi selama beberapa tahun sejak aktivitas operasionalnya diberikan pada pihak ketiga.
Kemudian, PT Bintang Polindo Perkasa (BPP), anak perusahaan yang masih aktif dan saat ini masih menangani proses penggilingan sekaligus beberapa peralatan dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 600.000 ton semen di Ciwandan, Banten, Jawa Barat.
Presiden Direktur Holcim Indonesia, Eamon Ginley mengatakan, berdasarkan peraturan yang berlaku, persetujuan dari para pemegang saham terhadap proses penggabungan ini sangat diperlukan.
"Beberapa persyaratan lain seperti pasar modal dan hukum perusahaan, pajak serta ketentuan tenaga kerja telah terpenuhi termasuk juga ketentuan mengenai persyaratan anggaran dasar dari tiga perusahaan,” kata Easmon dalam rilisnya, Senin (2/6/2014).
Menurutnya, Holcim Indonesia saat ini telah memiliki 100% modal disetor dari WT dan BPP. Penggabungan yang direncanakan ini akan memberikan dampak positif bagi Holcim Indonesia.
Melalui struktur yang lebih sederhana, diharapkan akan mengurangi transaksi tidak efektif antara Holcim dengan anak perusahaannya. Hal ini termasuk mengurangi proses administrasi, akunting dan biaya-biaya yang terkait.
"Semua karyawan yang saat ini berstatus sebagai karyawan Holcim Indonesia tidak akan terkena dampak dari proses penggabungan yang diusulkan," ujarnya.
Transaksi ini juga tidak berdampak pada hak-hak pemegang saham Holcim Indonesia dan sejauh transaksi yang diusulkan menguntungkan perusahaan, maka akan juga menguntungkan bagi para pemegang saham.
Menurutnya, semua kewajiban keuangan anak perusahaan akan terpenuhi secara seluruhnya, dan berbagai hal yang masih belum terselesaikan setelah tanggal penggabungan usaha, akan diselesaikan oleh Holcim Indonesia.
"Rencana penggabungan ini memberikan kita kesempatan untuk mengurangi pengeluaran biaya administrasi yang tidak diperlukan sekaligus menyederhanakan struktur organisasi," ungkap dia.
Untuk merealisasikan rencana penggabungan ini, perseroan membutuhkan persetujuan pemegang saham hari ini. "Mengurangi biaya administrasi adalah baik bagi bisnis, mitra kerja sekaligus seluruh pemegang saham kami," pungkasnya.
Kedua anak perusahaan tersebut PT Wahana Transtama (WT), perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, dan sudah tidak beroperasi selama beberapa tahun sejak aktivitas operasionalnya diberikan pada pihak ketiga.
Kemudian, PT Bintang Polindo Perkasa (BPP), anak perusahaan yang masih aktif dan saat ini masih menangani proses penggilingan sekaligus beberapa peralatan dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 600.000 ton semen di Ciwandan, Banten, Jawa Barat.
Presiden Direktur Holcim Indonesia, Eamon Ginley mengatakan, berdasarkan peraturan yang berlaku, persetujuan dari para pemegang saham terhadap proses penggabungan ini sangat diperlukan.
"Beberapa persyaratan lain seperti pasar modal dan hukum perusahaan, pajak serta ketentuan tenaga kerja telah terpenuhi termasuk juga ketentuan mengenai persyaratan anggaran dasar dari tiga perusahaan,” kata Easmon dalam rilisnya, Senin (2/6/2014).
Menurutnya, Holcim Indonesia saat ini telah memiliki 100% modal disetor dari WT dan BPP. Penggabungan yang direncanakan ini akan memberikan dampak positif bagi Holcim Indonesia.
Melalui struktur yang lebih sederhana, diharapkan akan mengurangi transaksi tidak efektif antara Holcim dengan anak perusahaannya. Hal ini termasuk mengurangi proses administrasi, akunting dan biaya-biaya yang terkait.
"Semua karyawan yang saat ini berstatus sebagai karyawan Holcim Indonesia tidak akan terkena dampak dari proses penggabungan yang diusulkan," ujarnya.
Transaksi ini juga tidak berdampak pada hak-hak pemegang saham Holcim Indonesia dan sejauh transaksi yang diusulkan menguntungkan perusahaan, maka akan juga menguntungkan bagi para pemegang saham.
Menurutnya, semua kewajiban keuangan anak perusahaan akan terpenuhi secara seluruhnya, dan berbagai hal yang masih belum terselesaikan setelah tanggal penggabungan usaha, akan diselesaikan oleh Holcim Indonesia.
"Rencana penggabungan ini memberikan kita kesempatan untuk mengurangi pengeluaran biaya administrasi yang tidak diperlukan sekaligus menyederhanakan struktur organisasi," ungkap dia.
Untuk merealisasikan rencana penggabungan ini, perseroan membutuhkan persetujuan pemegang saham hari ini. "Mengurangi biaya administrasi adalah baik bagi bisnis, mitra kerja sekaligus seluruh pemegang saham kami," pungkasnya.
(izz)