Kemen PU Targetkan 75 Dam Baru Terbangun
A
A
A
NUSA DUA - Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan pembangunan 75 dam besar di beberapa daerah guna kepentingan pengairan dan kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Dirjen Penataan Ruang Kemen PU Basuki Hadimuljono yang juga Ketua Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB) atau Indonesian National on Large Dams (Inacold) mengungkapkan, minimal dalam beberapa tahun ke depan 75 dam baru sudah terbangun.
Saat ini, selain dam besar, terdapat ribuan dam kecil tersebar di Tanah Air guna memenuhi kebutuhan pengairan maupun pembangkit listrik.
Hanya saja, dari semua dam yang ada, banyak yang belum mengadopsi teknologi baru, padahal, seiring perjalanan waktu terjadi perubahan geografis. Karenanya, keberadaan dam-dam lama yang kurang memadai lagi, perlu dilakukan revitalisasi.
"Kita butuh teknologi baru, karena lokasi yang dahulunya mudah, sekarang jadi lokasi sangat susah, geologisnya cukup komplek sehingga membutuhkan teknologi yang kompleks pula," terangnya di sela Pameran Internasional Bendungan Besar di Nusa Dua, Bali, Senin (3/6/2014).
Ajang pameran yang diikuti 97 peserta dari 46 negara itu menjadi penting untuk sharing, berbagi pengalaman di antara pemangku kepentingan, operator dan kontraktor bendungan dan industri pendukung pembangunan bendungan maupun PLTA.
Dia mencontohkan, banyak jenis dam yang ada sekarang seperti bendungan urug, yang dahulunya di tengahnya ada inti lempung dengan teknologi baru, bisa diganti aspal maupun aplikasi teknologi lainnya.
Disebutkan, Bendungan Bajulmati, Banyuwangi, Jawa Timur, beberapa tahun ini mengalami kesulitan untuk mengendapkan pondasi bendungannya. Lewat tekonlogi baru, bisa dilakukan sangat cepat.
Dalam upaya membangun atau merevitalisasi bendungan, kata dia, tidak ada kendala berarti dari sisi teknologi. Justru kendalanya terletak pada pembangunan infrastruktur dan pembebasan lahannya.
Dalam merevitalisasi bendungan yang ada, maka tidak perlu membongkar namun cukup dengan menambahkan peralatan baru seperti generator sehingga bisa menghasilkan listrik.
Beberapa dam yang rencananya dibangun direvitalisasi itu seperti di Lodoyo, Karangkates dan Komering di mana bisa lebih dikembangkan lagi untuk menghasilkan lebih banyak daya listriknya.
"Kita ingin optimalkan lebih banyak lagi, sebab saat ini pemanfaatannya masih kurang 6% dari potensi yang ada," imbuhnya.
Lewat pameran dalam rangka pertemuan ICOLD ke-82 itu, dapat dimanfaatkan untuk melihat langsung teknologi teknik bendungan (dam engineering) terkait dengan pembangunan dan manajemen bendungan besar, survei dan investigasi, perencanaan konstrukksi dan seterusnya.
Banyak hal didapat dari pameran itu, untuk operasional dan pemeliharaan bendungan besar, sumber daya air, energi terbarukan kelistrikan dan bidang terkait lainnya.
Dirjen Penataan Ruang Kemen PU Basuki Hadimuljono yang juga Ketua Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB) atau Indonesian National on Large Dams (Inacold) mengungkapkan, minimal dalam beberapa tahun ke depan 75 dam baru sudah terbangun.
Saat ini, selain dam besar, terdapat ribuan dam kecil tersebar di Tanah Air guna memenuhi kebutuhan pengairan maupun pembangkit listrik.
Hanya saja, dari semua dam yang ada, banyak yang belum mengadopsi teknologi baru, padahal, seiring perjalanan waktu terjadi perubahan geografis. Karenanya, keberadaan dam-dam lama yang kurang memadai lagi, perlu dilakukan revitalisasi.
"Kita butuh teknologi baru, karena lokasi yang dahulunya mudah, sekarang jadi lokasi sangat susah, geologisnya cukup komplek sehingga membutuhkan teknologi yang kompleks pula," terangnya di sela Pameran Internasional Bendungan Besar di Nusa Dua, Bali, Senin (3/6/2014).
Ajang pameran yang diikuti 97 peserta dari 46 negara itu menjadi penting untuk sharing, berbagi pengalaman di antara pemangku kepentingan, operator dan kontraktor bendungan dan industri pendukung pembangunan bendungan maupun PLTA.
Dia mencontohkan, banyak jenis dam yang ada sekarang seperti bendungan urug, yang dahulunya di tengahnya ada inti lempung dengan teknologi baru, bisa diganti aspal maupun aplikasi teknologi lainnya.
Disebutkan, Bendungan Bajulmati, Banyuwangi, Jawa Timur, beberapa tahun ini mengalami kesulitan untuk mengendapkan pondasi bendungannya. Lewat tekonlogi baru, bisa dilakukan sangat cepat.
Dalam upaya membangun atau merevitalisasi bendungan, kata dia, tidak ada kendala berarti dari sisi teknologi. Justru kendalanya terletak pada pembangunan infrastruktur dan pembebasan lahannya.
Dalam merevitalisasi bendungan yang ada, maka tidak perlu membongkar namun cukup dengan menambahkan peralatan baru seperti generator sehingga bisa menghasilkan listrik.
Beberapa dam yang rencananya dibangun direvitalisasi itu seperti di Lodoyo, Karangkates dan Komering di mana bisa lebih dikembangkan lagi untuk menghasilkan lebih banyak daya listriknya.
"Kita ingin optimalkan lebih banyak lagi, sebab saat ini pemanfaatannya masih kurang 6% dari potensi yang ada," imbuhnya.
Lewat pameran dalam rangka pertemuan ICOLD ke-82 itu, dapat dimanfaatkan untuk melihat langsung teknologi teknik bendungan (dam engineering) terkait dengan pembangunan dan manajemen bendungan besar, survei dan investigasi, perencanaan konstrukksi dan seterusnya.
Banyak hal didapat dari pameran itu, untuk operasional dan pemeliharaan bendungan besar, sumber daya air, energi terbarukan kelistrikan dan bidang terkait lainnya.
(gpr)