Sektor Properti Diperkirakan Jadi Beban Inflasi Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - Analis pasar keuangan Bank Mandiri, Reny Eka Putri menyebutkan, sektor properti diprediksi menjadi beban terbesar penyumbang inflasi. Dia memperkirakan, hingga akhir 2014 inflasi berada di kisaran 5,3%-5,5%.
"Inflasi kita itu cenderung dari dalam negeri. Pengaruh bagaimana harga yang diperdagangkan di dalam negeri. Sekarang bobotnya yang tinggi itu papan (yaitu) sektor perumahan," ujarnya kepada Sindonews, Sabtu (7/6/2014).
Dia berpendapat, kondisi saat ini sedikit berbeda dengan sebelumnya. Jika dulu sektor pangan, seperti harga cabai, beras atau daging sebagai penyumbang terbesar inflasi, saat ini justru dipengaruhi harga tanah atau rumah.
Sementara untuk kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang dibebankan kepada pelanggan industri non publik dan rumah tangga pada Juli, menurut Reny, dampaknya tidak terlalu signifikan.
"Kalau perkiraan sekitar 0,3% (pengaruh TDL). Kenaikannya kita belum tahu berapa persen. Belum dipastikan. Kemarin kan wacananya baru TDL industri ya. Sementara yang rumah tangga belum ketahuan kisarannya. Jadi, kita belum menemukan angkanya. Tapi memang ada pengaruh ke inflasi," jelasnya.
Kendati demikian, kata Reny, pemerintah sudah jauh-jauh hari memperhitungkan akan ada kenaikan tinggi pada kuartal II hingga III 2014. Hal ini karena terdapat beberapa momen besar yang rentang waktunya berdekatan, dan menyumbang inflasi.
"Sudah diantisipasi sejak Mei sebenarnya oleh pemerintah. Terkait dengan persediaan barang. Karena memang itu berdekatan ya. Banyak juga, selain kenaikan harga tadi ada akhir tahun ajaran baru (sekolah)," tandasnya.
"Inflasi kita itu cenderung dari dalam negeri. Pengaruh bagaimana harga yang diperdagangkan di dalam negeri. Sekarang bobotnya yang tinggi itu papan (yaitu) sektor perumahan," ujarnya kepada Sindonews, Sabtu (7/6/2014).
Dia berpendapat, kondisi saat ini sedikit berbeda dengan sebelumnya. Jika dulu sektor pangan, seperti harga cabai, beras atau daging sebagai penyumbang terbesar inflasi, saat ini justru dipengaruhi harga tanah atau rumah.
Sementara untuk kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang dibebankan kepada pelanggan industri non publik dan rumah tangga pada Juli, menurut Reny, dampaknya tidak terlalu signifikan.
"Kalau perkiraan sekitar 0,3% (pengaruh TDL). Kenaikannya kita belum tahu berapa persen. Belum dipastikan. Kemarin kan wacananya baru TDL industri ya. Sementara yang rumah tangga belum ketahuan kisarannya. Jadi, kita belum menemukan angkanya. Tapi memang ada pengaruh ke inflasi," jelasnya.
Kendati demikian, kata Reny, pemerintah sudah jauh-jauh hari memperhitungkan akan ada kenaikan tinggi pada kuartal II hingga III 2014. Hal ini karena terdapat beberapa momen besar yang rentang waktunya berdekatan, dan menyumbang inflasi.
"Sudah diantisipasi sejak Mei sebenarnya oleh pemerintah. Terkait dengan persediaan barang. Karena memang itu berdekatan ya. Banyak juga, selain kenaikan harga tadi ada akhir tahun ajaran baru (sekolah)," tandasnya.
(dmd)