Pembangunan Infrastruktur Pariwisata Tanggung Jawab Pemerintah
A
A
A
JAKARTA - Pariwisata daerah Indonesia Timur hingga saat ini dinilai belum maksimal dalam menjaring wisatawan lokal maupun asing untuk datang ke sana. Pasalnya, meskipun promosi nya cukup gencar di galakkan, namun ternyata masalah infrastuktur dan pembangunan fasilitas lainnya ditengarai belum terlaksana dengan baik.
Menurut Bahlil Lahdalia salah satu pengusaha lokal yang mewakili wilayah Indonesia Timur yang juga merupakan salah satu ketua bidang infrastruktur di Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan infrastruktur dan transportasi untuk menunjang pariwisata di timur Indonesia.
"Masalahnya kan ada di pembangunan di sana. Nah tanggung jawab pemerintah adalah menyediakan infrastruktur dan transportasi yang memadai dan sekaligus memudahkan. Harus diingat, bahwa penyediaan fasilitas-fasilitas umum untuk pariwisata ini adalah tanggung jawab pemerintah bukan kewajiban pihak swasta," ujarnya saat berbincang bersama Sindonews, Sabtu (7/6/2014).
Sejauh ini menurut Bahlil, sudah ada pelaporan ke pemerintah untuk proses perbaikan infrastruktur di Indonesia Timur, tapi memang belum maksimal. "Untuk responnya sendiri memang sudah ada, namun masih 30% berjalan untuk prosesnya, karena memang membutuhkan waktu yang lama ya," ujarnya.
Seperti yang diketahui juga, pembangunan infrastuktur lebih banyak diarahkan ke bagian barat dan tengah Indonesia sehingga untuk wilayah Indonesia Timur masih jauh dari perkiraan.
"Masih jauh dari harapan, karena di Raja Ampat sendiri saat ini meskipun sudah ada penerbangan perintis namun masih jarang. Kemudian di Wakatobi sendiri saya sudah pernah ke sana, namun yang masuk itu pesawatnya pesawat yang ukurannya kecil. Kemudian di Banda sendiri, yang objek wisata nasional di Maluku, itu pesawatnya juga pesawat kecil," ujarnya.
Target selesai pembangunannya pun menurut Bahlil belum bisa dipastikan kapan terselesaikannya infrastruktur pariwisata di Indonesia. Karena masih sangat jauh progresnya.
"Sekarang begini, tidak bisa kita membangun, jika konsep saja yang bagus, namun tidak didukung oleh anggaran yang memadai. Itu kayak pungguk merindukan bulan saja," jelasnya.
Bahlil mengungkapkan pentingnya konsep itu dijalankan dengan anggaran biaya yang cukup dan fokus. "Kalau itu jalan, pasti semuanya akan berjalan dengan baik juga, dan proses pembangunan pariwisatanya juga akan berjalan dengan cepat," tutupnya.
Menurut Bahlil Lahdalia salah satu pengusaha lokal yang mewakili wilayah Indonesia Timur yang juga merupakan salah satu ketua bidang infrastruktur di Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan infrastruktur dan transportasi untuk menunjang pariwisata di timur Indonesia.
"Masalahnya kan ada di pembangunan di sana. Nah tanggung jawab pemerintah adalah menyediakan infrastruktur dan transportasi yang memadai dan sekaligus memudahkan. Harus diingat, bahwa penyediaan fasilitas-fasilitas umum untuk pariwisata ini adalah tanggung jawab pemerintah bukan kewajiban pihak swasta," ujarnya saat berbincang bersama Sindonews, Sabtu (7/6/2014).
Sejauh ini menurut Bahlil, sudah ada pelaporan ke pemerintah untuk proses perbaikan infrastruktur di Indonesia Timur, tapi memang belum maksimal. "Untuk responnya sendiri memang sudah ada, namun masih 30% berjalan untuk prosesnya, karena memang membutuhkan waktu yang lama ya," ujarnya.
Seperti yang diketahui juga, pembangunan infrastuktur lebih banyak diarahkan ke bagian barat dan tengah Indonesia sehingga untuk wilayah Indonesia Timur masih jauh dari perkiraan.
"Masih jauh dari harapan, karena di Raja Ampat sendiri saat ini meskipun sudah ada penerbangan perintis namun masih jarang. Kemudian di Wakatobi sendiri saya sudah pernah ke sana, namun yang masuk itu pesawatnya pesawat yang ukurannya kecil. Kemudian di Banda sendiri, yang objek wisata nasional di Maluku, itu pesawatnya juga pesawat kecil," ujarnya.
Target selesai pembangunannya pun menurut Bahlil belum bisa dipastikan kapan terselesaikannya infrastruktur pariwisata di Indonesia. Karena masih sangat jauh progresnya.
"Sekarang begini, tidak bisa kita membangun, jika konsep saja yang bagus, namun tidak didukung oleh anggaran yang memadai. Itu kayak pungguk merindukan bulan saja," jelasnya.
Bahlil mengungkapkan pentingnya konsep itu dijalankan dengan anggaran biaya yang cukup dan fokus. "Kalau itu jalan, pasti semuanya akan berjalan dengan baik juga, dan proses pembangunan pariwisatanya juga akan berjalan dengan cepat," tutupnya.
(gpr)