Mirza Akan Fokuskan Pendalaman Pasar Keuangan
A
A
A
JAKARTA - Komisi XI DPR RI menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) pada Mirza Adityaswara, satu-satunya calon Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia (BI) yang ditunjuk Susilo Bambang Yidhoyono.
Dalam uji kelayakan tersebut, Mirza menegaskan bahwa Indonesia butuh pasar keuangan yang dalam. Karena itu, dia mengaku akan memfokuskan program kerjanya untuk memperdalam kondisi pasar keuangan Indonesia.
"Pemerintah dan koorporasi butuh pasar keuangan yang dalam, pemerintah daerah juga ketika menerbitkan obligasi, membutuhkan keuangan yang dalam," tutur dia di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Dia mengatakan, pendalaman pasar keuangan dapat menjadi sumber pertumbuhan dana (funding) di Indonesia. "Jika pasar keuangan kita dalam, perbankan kita bisa tumbuh, kalau tidak kita akan mengalami kesulitan pembiayaan," terangnya.
Saat ini, lanjut Mirza, ketergantungan Indonesia terhadap pembiayaan dari asing sudah sedemikian besar, obligasi pun sudah mencapai Rp800 miliar sampai Rp900 miliar. "Bahkan sampai 34% mata uang rupiah dipegang investor asing," jelasnya.
Lemahnya pasar keuangan, menurutnya, bisa menyebabkan keguncangan bagi Indonesia. Terlebih, sistem keuangan Indonesia dalam pasar keuangan global tidak besar dan rentan ketika terjadi guncangan dari luar.
Sebab itu, Mirza akan fokus untuk memperdalam pasar keuangan Indonesia. "Kami menyoroti pendalaman pasar keuangan karena ini bagian penting dari pendanaan negeri ini," tuturnya.
Dia juga mengatakan, fokus pendalaman pasar jika dari pandangan makro dinilai bisa meredam guncangan pasar keuangan.
"Kalau tidak dikelola dengan baik akan terjadi keguncangan pasar keuangan. Akibatnya perbankan tidak berjalan baik dan mengganggu pendalaman pembangunan, untuk itu pendalaman pasar keuangan sangat penting sekali," pungkasnya.
Dalam uji kelayakan tersebut, Mirza menegaskan bahwa Indonesia butuh pasar keuangan yang dalam. Karena itu, dia mengaku akan memfokuskan program kerjanya untuk memperdalam kondisi pasar keuangan Indonesia.
"Pemerintah dan koorporasi butuh pasar keuangan yang dalam, pemerintah daerah juga ketika menerbitkan obligasi, membutuhkan keuangan yang dalam," tutur dia di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Dia mengatakan, pendalaman pasar keuangan dapat menjadi sumber pertumbuhan dana (funding) di Indonesia. "Jika pasar keuangan kita dalam, perbankan kita bisa tumbuh, kalau tidak kita akan mengalami kesulitan pembiayaan," terangnya.
Saat ini, lanjut Mirza, ketergantungan Indonesia terhadap pembiayaan dari asing sudah sedemikian besar, obligasi pun sudah mencapai Rp800 miliar sampai Rp900 miliar. "Bahkan sampai 34% mata uang rupiah dipegang investor asing," jelasnya.
Lemahnya pasar keuangan, menurutnya, bisa menyebabkan keguncangan bagi Indonesia. Terlebih, sistem keuangan Indonesia dalam pasar keuangan global tidak besar dan rentan ketika terjadi guncangan dari luar.
Sebab itu, Mirza akan fokus untuk memperdalam pasar keuangan Indonesia. "Kami menyoroti pendalaman pasar keuangan karena ini bagian penting dari pendanaan negeri ini," tuturnya.
Dia juga mengatakan, fokus pendalaman pasar jika dari pandangan makro dinilai bisa meredam guncangan pasar keuangan.
"Kalau tidak dikelola dengan baik akan terjadi keguncangan pasar keuangan. Akibatnya perbankan tidak berjalan baik dan mengganggu pendalaman pembangunan, untuk itu pendalaman pasar keuangan sangat penting sekali," pungkasnya.
(izz)