BI Minta Pasar Keuangan Lebih Variatif
A
A
A
JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara mengungkapkan, pasar keuangan Indonesia harus lebih bervariatif.
Hal tersebut mengingat saat ini pasar keuangan Indonesia lebih banyak mengandalkan sektor perbankan. Sementara bank mulai terbatas pendanannya.
"Bank kita mulai mengalami pembatasan karena Loan Deposit Ratio (LDR) nya 92%," ucapnya saat melakukan fit and proper test oleh Komisi XI DPR RI di Gedung DPR/MPR/DPD, Senayan, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Selain itu, kata dia, perbankan harus difasilitasi untuk bisa menerapkan instrumen selain deposit. "Kalau di Amerika dan negara maju lainnya, ada instrumen pasar utang," tambahnya.
Dia mengatakan, untuk instrumen perbankan selain deposit tersebut adalah kewenangan gabungan dari BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, Indonesia juga harus meningkatkan investor Surat Utang Negara (SUN) selain dari sektor perbankan. Saat ini SUN yang berasal dari investor perbankan sebesar 73%, sementara dana pensiun 17%, dibanding Thailand SUN perbankan hanya 14%.
"Jadi instrumennya kita harus perbesar dana asuransi dan dana pensiun. Mau tidak mau mereka sumber pendanaan jangka panjang," pungkas Mirza.
Hal tersebut mengingat saat ini pasar keuangan Indonesia lebih banyak mengandalkan sektor perbankan. Sementara bank mulai terbatas pendanannya.
"Bank kita mulai mengalami pembatasan karena Loan Deposit Ratio (LDR) nya 92%," ucapnya saat melakukan fit and proper test oleh Komisi XI DPR RI di Gedung DPR/MPR/DPD, Senayan, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Selain itu, kata dia, perbankan harus difasilitasi untuk bisa menerapkan instrumen selain deposit. "Kalau di Amerika dan negara maju lainnya, ada instrumen pasar utang," tambahnya.
Dia mengatakan, untuk instrumen perbankan selain deposit tersebut adalah kewenangan gabungan dari BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, Indonesia juga harus meningkatkan investor Surat Utang Negara (SUN) selain dari sektor perbankan. Saat ini SUN yang berasal dari investor perbankan sebesar 73%, sementara dana pensiun 17%, dibanding Thailand SUN perbankan hanya 14%.
"Jadi instrumennya kita harus perbesar dana asuransi dan dana pensiun. Mau tidak mau mereka sumber pendanaan jangka panjang," pungkas Mirza.
(izz)