Konsep Pelabuhan Batu Bara Minta Diperjelas
A
A
A
JAKARTA - Pengamat energi dari Indonesian Resources Study Marwan Batubara meminta pemerintah memperjelas konsep pelabuhan khusus batu bara.
Marwan menilai pelabuhan khsusus batu bara akan memberikan dampak positif bagi penadapatan negara karena saat ini banyak pelabuhan "tikus" yang digunakan untuk menyelundupkan batu bara ke luar negeri.
“Karena banyak sekali pelabuhan-pelabuhan tikus ini hilang semua nanti royalti segala macam. Bahkan derahpun tidak dapat apa-apa, merugikan negara,” kata Marwan saat diskusi soal konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) di Jakarta, Senin (9/6/2014).
Selain itu, Marwan meminta sumber daya manusia (SDM) juga diperbaiki. Kendati dibuat pelabuhan khusus batu bara, menurut dia, kalau tetap ada kongkalikong antara petugas Bea dan Cukai Kementerian Keuangan dengan pengusaha batu bara, maka pelabuhan khusus tidak ada gunanya.
“Ini juga menjadi masalah, semua kongkalikong dengan Bea Cukai bermasalah itu tidak ada gunanya. Tapi dengan lokasi khusus akan lebih mudah mengawasi,” ujarnya.
Sementara pengamat lainnya dari ReforMinner Istitute Komaidi Notonegoro menilai, tidak perlu adanya pelabuhan khusus batu bara karena terkait pengawasan tergantung dari niat baik pengawas.
“Kalau masih main mata mau naik pesawat, naik kereta api tetap saja, tergantung yang mengendarai,” tandas Komaidi.
Dia menilai, biaya yang dikeluarkan untuk membentuk pelabuhan khusus batu bara tidak sedikit. Pemerintah, kata dia, sebaiknya mengevaluasi kekuarangan di sektor SDM.
“Ada baiknya pemerintah memperbaiki di sisi manusianya karena ini lebih penting,” pungkas Komaidi.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edi Prasodjo sebelumnya mengatakan, pelabuhan khsusus batu bara akan dibangun 14 titik di Kalimantan dan Sumatera. Nantinya, pelabuhan umum yang kecil tidak lagi dioperasikan.
“Ini baru ide awal, masih ada kemungkinan 14 itu akan ditambah lagi,” kata dia.
Berdasarkan data Kementerian ESDM pada 2013 jumlah produksi batu bara nasional mencapai 421 juta ton, dengan rincian 349 juta ton untuk ekspor dan 72 juta untuk untuk kebutuhan domestik. Produksi batu bara nasional tahun lalu melampaui target produksi yang ditetapkan pemerintah sebanyak 391 juta ton.
Pada tahun ini, Kementerian ESDM akan berupaya melakukan pembatasan produksi mulai 2014. Pemerintah menargetkan produksi batu bara sama dengan tahun lalu atau sebesar 421 juta ton.
Marwan menilai pelabuhan khsusus batu bara akan memberikan dampak positif bagi penadapatan negara karena saat ini banyak pelabuhan "tikus" yang digunakan untuk menyelundupkan batu bara ke luar negeri.
“Karena banyak sekali pelabuhan-pelabuhan tikus ini hilang semua nanti royalti segala macam. Bahkan derahpun tidak dapat apa-apa, merugikan negara,” kata Marwan saat diskusi soal konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) di Jakarta, Senin (9/6/2014).
Selain itu, Marwan meminta sumber daya manusia (SDM) juga diperbaiki. Kendati dibuat pelabuhan khusus batu bara, menurut dia, kalau tetap ada kongkalikong antara petugas Bea dan Cukai Kementerian Keuangan dengan pengusaha batu bara, maka pelabuhan khusus tidak ada gunanya.
“Ini juga menjadi masalah, semua kongkalikong dengan Bea Cukai bermasalah itu tidak ada gunanya. Tapi dengan lokasi khusus akan lebih mudah mengawasi,” ujarnya.
Sementara pengamat lainnya dari ReforMinner Istitute Komaidi Notonegoro menilai, tidak perlu adanya pelabuhan khusus batu bara karena terkait pengawasan tergantung dari niat baik pengawas.
“Kalau masih main mata mau naik pesawat, naik kereta api tetap saja, tergantung yang mengendarai,” tandas Komaidi.
Dia menilai, biaya yang dikeluarkan untuk membentuk pelabuhan khusus batu bara tidak sedikit. Pemerintah, kata dia, sebaiknya mengevaluasi kekuarangan di sektor SDM.
“Ada baiknya pemerintah memperbaiki di sisi manusianya karena ini lebih penting,” pungkas Komaidi.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edi Prasodjo sebelumnya mengatakan, pelabuhan khsusus batu bara akan dibangun 14 titik di Kalimantan dan Sumatera. Nantinya, pelabuhan umum yang kecil tidak lagi dioperasikan.
“Ini baru ide awal, masih ada kemungkinan 14 itu akan ditambah lagi,” kata dia.
Berdasarkan data Kementerian ESDM pada 2013 jumlah produksi batu bara nasional mencapai 421 juta ton, dengan rincian 349 juta ton untuk ekspor dan 72 juta untuk untuk kebutuhan domestik. Produksi batu bara nasional tahun lalu melampaui target produksi yang ditetapkan pemerintah sebanyak 391 juta ton.
Pada tahun ini, Kementerian ESDM akan berupaya melakukan pembatasan produksi mulai 2014. Pemerintah menargetkan produksi batu bara sama dengan tahun lalu atau sebesar 421 juta ton.
(rna)