VICO Ingin Pengelolaan Gas CBM dan Konvensional Jadi Satu
A
A
A
KUTAI KARTANEGARA - VICO Indonesia memegang kontrak karya pengeboran gas konvensional di blok Sanga-Sanga Kutai Kartanegara hanya sampai tahun 2018 mendatang. Lapangan-lapangan migas yang dikelola VICO saat ini adalah Badak, Nilam, Pamaguan, Sembera, Mutiara, Beras, and Lempake.
“Sebaiknya terintegrasi antara pengelolaan CBM dan konvensional untuk memaksimalkan produksi gas di lapangan ini. Sumur konvensional secara alami mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Kami berusaha menekan laju penurunan produksi dengan melakukan pengeboran di lokasi potensial gas,” kata President & CEO VICO Indonesia Gunther Newcombe, Selasa (10/6/2014).
Jika tanpa melakukan kegiatan sama sekali, lapangan gas konvensional ini akan mengalami penurunan produksi hingga 50%. Oleh karena itu, VICO terus melakukan pengeboran sebanyak-banyaknya untuk menahan laju penurunan produksi.
Dari rencana pengeboran gas konvensional yang ditunjukkan Gunther, penggarapan sumur gas konvensional terlihat semakin mengarah ke utara Kota Samarinda, mendekati Kota Bontang. Sementara gas CBM, masih berpusat di Lapangan Mutiara, Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Kalau kita lihat antara CBM dan konvensional, harus saling terintegrasi, saling mengisi. Dengan satu operator di lapangan yang sama, ini bisa memaksimalkan produksi gas dan memberi kontribusi bagi produksi gas nasional,” tambah Gunther.
Berdasarkan pernyataan Gunther tersebut, Vico Indonesia berharap agar Production Sharing Contract (PSC) di lapangan ini untuk gas konvensional bisa diperpanjang. Dengan demikian, Vico Indonesia akan memproduksi gas dari sumur konvensional maupun CBM secara bersamaan.
“Vico Indonesia adalah satu dari sedikit perusahaan yang komitmen melaksanakan CBM. Tekad kami adalah ingin membuktikan keberhasilan kami di CBM,” katanya.
“Sebaiknya terintegrasi antara pengelolaan CBM dan konvensional untuk memaksimalkan produksi gas di lapangan ini. Sumur konvensional secara alami mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Kami berusaha menekan laju penurunan produksi dengan melakukan pengeboran di lokasi potensial gas,” kata President & CEO VICO Indonesia Gunther Newcombe, Selasa (10/6/2014).
Jika tanpa melakukan kegiatan sama sekali, lapangan gas konvensional ini akan mengalami penurunan produksi hingga 50%. Oleh karena itu, VICO terus melakukan pengeboran sebanyak-banyaknya untuk menahan laju penurunan produksi.
Dari rencana pengeboran gas konvensional yang ditunjukkan Gunther, penggarapan sumur gas konvensional terlihat semakin mengarah ke utara Kota Samarinda, mendekati Kota Bontang. Sementara gas CBM, masih berpusat di Lapangan Mutiara, Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Kalau kita lihat antara CBM dan konvensional, harus saling terintegrasi, saling mengisi. Dengan satu operator di lapangan yang sama, ini bisa memaksimalkan produksi gas dan memberi kontribusi bagi produksi gas nasional,” tambah Gunther.
Berdasarkan pernyataan Gunther tersebut, Vico Indonesia berharap agar Production Sharing Contract (PSC) di lapangan ini untuk gas konvensional bisa diperpanjang. Dengan demikian, Vico Indonesia akan memproduksi gas dari sumur konvensional maupun CBM secara bersamaan.
“Vico Indonesia adalah satu dari sedikit perusahaan yang komitmen melaksanakan CBM. Tekad kami adalah ingin membuktikan keberhasilan kami di CBM,” katanya.
(gpr)