Jero Wacik Janji Renegosiasi Freeport Tuntas
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik berjanji renegosiasi Kontrak Karya (KK) PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara akan selesai sebelum meninggalkan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.
"Memang renegosiasi ini tidak mudah, alot. Tapi sekarang sudah berjalan, mereka akhirnya patuh. Sebelum saya meninggalkan kabinet ini, renegosiasi harus selesai," tutur dia di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Freeport sebelumnya telah sepakat terhadap dua poin terakhir yang masih jadi ganjalan, yakni mendivestasikan 30% saham saat masa kontraknya berakhir pada 2021.
Seiring kesepakatan itu, Freeport McMoran sebaia induk usaha Freepoert Indonesia akan melepas 20,64% sahamnya di Freeport Indonesia kepada pemerintah dari penguasaannya saat ini sebesar 90,64% saham.
Selain itu, Freeport juga sepakat untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga sendiri berkapasitas 400 ribu ton per tahun.
Untuk pembangunan smelter, Freeport akan menjalin kerja sama dengan PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Adapun smelter yang rencananya akan dibangun bernilai USD2,3 miliar.
Sementara PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara telah menyetorkan jaminan kesungguhan pembangunan smelter masing-masing sebesar USD115 juta setara Rp1,36 triliun (kurs Rp11.800) dan USD25 juta setara Rp295 miliar ke PT Bank Mandiri Tbk.
"Memang renegosiasi ini tidak mudah, alot. Tapi sekarang sudah berjalan, mereka akhirnya patuh. Sebelum saya meninggalkan kabinet ini, renegosiasi harus selesai," tutur dia di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Freeport sebelumnya telah sepakat terhadap dua poin terakhir yang masih jadi ganjalan, yakni mendivestasikan 30% saham saat masa kontraknya berakhir pada 2021.
Seiring kesepakatan itu, Freeport McMoran sebaia induk usaha Freepoert Indonesia akan melepas 20,64% sahamnya di Freeport Indonesia kepada pemerintah dari penguasaannya saat ini sebesar 90,64% saham.
Selain itu, Freeport juga sepakat untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga sendiri berkapasitas 400 ribu ton per tahun.
Untuk pembangunan smelter, Freeport akan menjalin kerja sama dengan PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Adapun smelter yang rencananya akan dibangun bernilai USD2,3 miliar.
Sementara PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara telah menyetorkan jaminan kesungguhan pembangunan smelter masing-masing sebesar USD115 juta setara Rp1,36 triliun (kurs Rp11.800) dan USD25 juta setara Rp295 miliar ke PT Bank Mandiri Tbk.
(rna)