Harga Minyak Tertinggi dalam 8 Bulan
A
A
A
LONDON - Harga minyak mentah di perdagangan dunia hari ini melambung di angka tertinggi, merespon konflik di salah satu produsen utama Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Irak.
Minyak mentah Brent North Sea melonjak ke level tertinggi sejak Maret, dan West Texas Intermediate (WTI) di angka tertinggi dalam 8 bulan.
Brent untuk pengiriman Juli, melonjak USD1,61 menjadi USD111,56 per barel di ICE Futures Europe Exchange, London. Sementara patokan AS, minyak WTI untuk Juli naik USD1,38 ke angka USD105,78 per barel di New York Mercantile Exchange.
Menteri Perminyakan Irak, Abdul Kareem al-Luaibi mengatakan, militan yang terkait dengan Al-Qaeda kini menguasai kota terbesar kedua, Tikrit. Atas aksi itu pesawat Amerika Serikat (AS) mungkin akan membom Irak bagian utara.
"Perkembangan Irak adalah pendorong utama harga minyak saat ini, seiring meningkatnya kegelisahan atas keamanan pasokan di negara itu," ujar Carsten Fritsch, analis di Commerzbank AG, Frankfurt, seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (12/6/214).
Intervensi AS di Irak sebagai tanda betapa putus asanya mereka dengan situasi yang ada, dan begitu lemahnya pemerintah.
Kemarin, gerilyawan telah merebut Kota Mosul di Irak utara dan menghentikan perbaikan pipa utama di ladang minyak Kirkuk ke pelabuhan Mediterania Ceyhan di Turki.
Irak merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua dalam kartel OPEC, setelah Arab Saudi. Rata-rata mereka memompa sekitar 3,5 juta barel per hari (bph) dan memiliki cadangan minyak mentah terbesar kelima di dunia.
Minyak mentah Brent North Sea melonjak ke level tertinggi sejak Maret, dan West Texas Intermediate (WTI) di angka tertinggi dalam 8 bulan.
Brent untuk pengiriman Juli, melonjak USD1,61 menjadi USD111,56 per barel di ICE Futures Europe Exchange, London. Sementara patokan AS, minyak WTI untuk Juli naik USD1,38 ke angka USD105,78 per barel di New York Mercantile Exchange.
Menteri Perminyakan Irak, Abdul Kareem al-Luaibi mengatakan, militan yang terkait dengan Al-Qaeda kini menguasai kota terbesar kedua, Tikrit. Atas aksi itu pesawat Amerika Serikat (AS) mungkin akan membom Irak bagian utara.
"Perkembangan Irak adalah pendorong utama harga minyak saat ini, seiring meningkatnya kegelisahan atas keamanan pasokan di negara itu," ujar Carsten Fritsch, analis di Commerzbank AG, Frankfurt, seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (12/6/214).
Intervensi AS di Irak sebagai tanda betapa putus asanya mereka dengan situasi yang ada, dan begitu lemahnya pemerintah.
Kemarin, gerilyawan telah merebut Kota Mosul di Irak utara dan menghentikan perbaikan pipa utama di ladang minyak Kirkuk ke pelabuhan Mediterania Ceyhan di Turki.
Irak merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua dalam kartel OPEC, setelah Arab Saudi. Rata-rata mereka memompa sekitar 3,5 juta barel per hari (bph) dan memiliki cadangan minyak mentah terbesar kelima di dunia.
(dmd)