CSR EEES Diharap Berperan pada Ketahanan Pangan
A
A
A
YOGYAKARTA - Program Corporate Social responsibility (CSR) Energy Equity Epic Sengkang (EEES), diharap dapat disalurkan dalam bentuk desa mandiri dengan pembelajaran pertanian organik.
Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Gilireng, Hamka mengatakan, pertanian organik seperti yang dilakukan Joglo Tani di Sleman Provinsi Yogyakarta dapat dikembangkan di Kabupaten Wajo.
"Saya rasa apa yang dikembangkan di Sleman ini bisa saja kita kembangkan di kabupaten Wajo, khususnya di area CSR EEES yakni Gilireng," katanya pada kegiatan Rakor Kehumasan, Edukasi Media dan Media Gathering SKK Migas Kalsul KKKS di Yogyakarta, Kamis (19/6/2014).
Dia mengatakan, dengan CSR EEES desa mandiri untuk kesejahteraan masyarakat di daerah penghasil bisa terjamin, seperti yang terjadi di Sleman.
"Harapan kami, ke depannya program CSR EEES bisa melakukaan pembinaan dan pendampingan pertanian organik demi menunjang ketahanan pangan di Wajo," katanya.
Ketua Joglo Tani Indonesia, Supranto mengatakan, pola pertanian kimia membuat tanah miskin unsur hara, mayoritas masyarakat miskin karena tanah tidak bersahabat dengan kerusakan.
"Kami berharap kepada Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) wilayah Kalsul, dapat membina masyarakat dengan memberi pembelajaran pertanian organik, untuk mendukung program ketahanan pangan nasional," katanya.
Humas EEES, Baso Firman mengatakan, hal tersebut bisa saja dilakukan. Pihaknya mengaku mengapresiasi hal tersebut. "Silakan saja masukkan usulan, asal programnya jelas untuk kesejahtraan masyarakat. Karena CSR memang diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat," katanya.
Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Gilireng, Hamka mengatakan, pertanian organik seperti yang dilakukan Joglo Tani di Sleman Provinsi Yogyakarta dapat dikembangkan di Kabupaten Wajo.
"Saya rasa apa yang dikembangkan di Sleman ini bisa saja kita kembangkan di kabupaten Wajo, khususnya di area CSR EEES yakni Gilireng," katanya pada kegiatan Rakor Kehumasan, Edukasi Media dan Media Gathering SKK Migas Kalsul KKKS di Yogyakarta, Kamis (19/6/2014).
Dia mengatakan, dengan CSR EEES desa mandiri untuk kesejahteraan masyarakat di daerah penghasil bisa terjamin, seperti yang terjadi di Sleman.
"Harapan kami, ke depannya program CSR EEES bisa melakukaan pembinaan dan pendampingan pertanian organik demi menunjang ketahanan pangan di Wajo," katanya.
Ketua Joglo Tani Indonesia, Supranto mengatakan, pola pertanian kimia membuat tanah miskin unsur hara, mayoritas masyarakat miskin karena tanah tidak bersahabat dengan kerusakan.
"Kami berharap kepada Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) wilayah Kalsul, dapat membina masyarakat dengan memberi pembelajaran pertanian organik, untuk mendukung program ketahanan pangan nasional," katanya.
Humas EEES, Baso Firman mengatakan, hal tersebut bisa saja dilakukan. Pihaknya mengaku mengapresiasi hal tersebut. "Silakan saja masukkan usulan, asal programnya jelas untuk kesejahtraan masyarakat. Karena CSR memang diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat," katanya.
(gpr)