Langkah Phapros Hadapi Fluktuasi Rupiah
A
A
A
SEMARANG - PT Phapros Tbk (non listed) menyatakan kesiapannya menghadapi fluktuasi rupiah tahun ini. Ada beberapa langkah yang dilakukan perusahaan dalam menjaga pelemahan rupiah tidak menekan kinerja seperti pada 2013.
Pertama, tentu kita pantau terus pergerakan rupiah sehingga bisa lakukan hedging. Kedua, efisiensi dalam proses produksi. Ketiga, buka pasar ekspor dalam rangka mengimbangi impor bahan baku yang tinggi.
“Keempat, mengembangkan produk herbal dan bahan baku lokal," ungkap Direktur Keuangan Phapros Budi Ruseno di Semarang, Sabtu (21/6/2014).
Kendati demikian, fluktuasi rupiah saat ini belum mendorong Phapros untuk menyesuaikan harga. Sebab, harga obat generik mengikut harga yang ditetapkan dalam e-catalog. Sementara produk lain, seperti OTC dan Ethical sejauh ini belum diputuskan perubahannya. "Kita masih evaluasi, mengkaji perkembangan kurs,” ujarnya.
Budi menambahkan, terkait perluasan pasar ekspor juga menjadi fokus Phapros. Pasalnya, market share Phapros saat ini baru menyentuh angka 1,5%.
Menurutnya, pasar farmasi sangat besar karena tidak ada industri yang memonopoli pasar. Untuk pemain nomor satu saja market share-nya hanya 7%-8%.
Dia mengakui kompetisi di pasar farmasi sangat ketat, tetapi sangat regulated. Karena regulasi terus berubah. Dari 200 pemain di industri farmasi, hanya 30 pemain yang menguasai 70% pasar farmasi. "Yang berjuang itu posisi pemain 40 ke atas, rebutan pasar yang 30%,” jelasnya.
Pertama, tentu kita pantau terus pergerakan rupiah sehingga bisa lakukan hedging. Kedua, efisiensi dalam proses produksi. Ketiga, buka pasar ekspor dalam rangka mengimbangi impor bahan baku yang tinggi.
“Keempat, mengembangkan produk herbal dan bahan baku lokal," ungkap Direktur Keuangan Phapros Budi Ruseno di Semarang, Sabtu (21/6/2014).
Kendati demikian, fluktuasi rupiah saat ini belum mendorong Phapros untuk menyesuaikan harga. Sebab, harga obat generik mengikut harga yang ditetapkan dalam e-catalog. Sementara produk lain, seperti OTC dan Ethical sejauh ini belum diputuskan perubahannya. "Kita masih evaluasi, mengkaji perkembangan kurs,” ujarnya.
Budi menambahkan, terkait perluasan pasar ekspor juga menjadi fokus Phapros. Pasalnya, market share Phapros saat ini baru menyentuh angka 1,5%.
Menurutnya, pasar farmasi sangat besar karena tidak ada industri yang memonopoli pasar. Untuk pemain nomor satu saja market share-nya hanya 7%-8%.
Dia mengakui kompetisi di pasar farmasi sangat ketat, tetapi sangat regulated. Karena regulasi terus berubah. Dari 200 pemain di industri farmasi, hanya 30 pemain yang menguasai 70% pasar farmasi. "Yang berjuang itu posisi pemain 40 ke atas, rebutan pasar yang 30%,” jelasnya.
(dmd)