Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Perlu Dikurangi
A
A
A
JAKARTA - Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ari H Soemarno menyebutkan besaran subsidi elpiji kemasan 3 kg tidak perlu dikurangi. Lantaran masyarakat kelas menengah ke bawah masih membutuhkan untuk memenuhi kebutuhab rumah tangga sehari-hari.
"Subsidi elpiji 3 kg jangan dikurangi subsidinya. Program konversi sudah berjalan dan optimal. Coba lihat para pedagang kaki lima, mereka sangat bergantung dengan elpiji 3 kg," kata Ari di Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Dia mengatakan, sejak konversi minyak tanah dan elpiji diluncurkan, subsidi energi telah berkurang signifikan. Ia mengaku, dalam setahun sejak konversi dilakukan negara bisa melakukan saving anggaran sebesar Rp3 triliun.
Pengarahan konversi mitan dan elpiji dinilai juga memberi solusi ke masyarakat untuk mendapatkan energi murah dan ramah lingkungan. Karena itu, ia meniliai, subsidi elpiji 3 kg memang dapat membantu kalangan kelas menengah ke bawah dalam mendapatkan energi murah pengganti minyak tanah yang harganya mahal.
Ia menyimpulkan, dalam persoalan subsidi elpiji 3 kg yang perlu dibenahi adalah tata niaga. Melalui pengamatannya, sejumlah pengecer elpiji 3 kg belum melakukan pengelolaan distribusi secara baik.
"Saya lihat pengecer yang jual pakai gerobak, mereka menjualnya di daerah perumahan elite, seperti Kebayoran, dan Menteng. Kalau daerah tanah tinggi dan tempat yang memang banyak tinggal kelas menengah ke bawah mungkin benar. Tapi ini kan tidak demikian," tutur dia.
Untuk itu, ia mengharapkan ke depan distribusi atau tata niaga elpiji 3 kg wajib dibenahi. Sebab, kebocoran penggunaan elpiji 3 kg kepada yang tidak berhak dimungkinkan terjadi.
"Jadi yang harus dibenahi adalah tata niaga. Semua bisa dilakukan jika kita mau dan bekerja seoptimal mungkin dalam menciptakan sistem tata niaga elpiji 3 kg yang baik," tutur dia.
"Subsidi elpiji 3 kg jangan dikurangi subsidinya. Program konversi sudah berjalan dan optimal. Coba lihat para pedagang kaki lima, mereka sangat bergantung dengan elpiji 3 kg," kata Ari di Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Dia mengatakan, sejak konversi minyak tanah dan elpiji diluncurkan, subsidi energi telah berkurang signifikan. Ia mengaku, dalam setahun sejak konversi dilakukan negara bisa melakukan saving anggaran sebesar Rp3 triliun.
Pengarahan konversi mitan dan elpiji dinilai juga memberi solusi ke masyarakat untuk mendapatkan energi murah dan ramah lingkungan. Karena itu, ia meniliai, subsidi elpiji 3 kg memang dapat membantu kalangan kelas menengah ke bawah dalam mendapatkan energi murah pengganti minyak tanah yang harganya mahal.
Ia menyimpulkan, dalam persoalan subsidi elpiji 3 kg yang perlu dibenahi adalah tata niaga. Melalui pengamatannya, sejumlah pengecer elpiji 3 kg belum melakukan pengelolaan distribusi secara baik.
"Saya lihat pengecer yang jual pakai gerobak, mereka menjualnya di daerah perumahan elite, seperti Kebayoran, dan Menteng. Kalau daerah tanah tinggi dan tempat yang memang banyak tinggal kelas menengah ke bawah mungkin benar. Tapi ini kan tidak demikian," tutur dia.
Untuk itu, ia mengharapkan ke depan distribusi atau tata niaga elpiji 3 kg wajib dibenahi. Sebab, kebocoran penggunaan elpiji 3 kg kepada yang tidak berhak dimungkinkan terjadi.
"Jadi yang harus dibenahi adalah tata niaga. Semua bisa dilakukan jika kita mau dan bekerja seoptimal mungkin dalam menciptakan sistem tata niaga elpiji 3 kg yang baik," tutur dia.
(gpr)