Minyak Brent Alami Penurunan Mingguan Terbesar
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah jenis brent ditutup mengalami penurunan mingguan terbesar sejak Maret dipicu ketegangan di Irak.
Pasukan Irak memegang kendali kilang Baiji, yang merupakan kilang terbesar di negara tersebut, setelah memukul mundur pemberontak. Pertempuran belum meluas ke selatan, yang merupakan lumbung minyak Irak.
Menteri Perminyakan Irak Abdul Kareem al-Luaibi mengatakan, ekspor dari produsen terbesar kedua di Organisasi Negara-negara Pengeskpor Minyak (OPEC) akan dipercepat bulan depan.
"Produksi Irak sepertinya aman saat ini dan itu membuat pasar stabil," kata Direktur Energi Analytics Group LLC Tom Finlon seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (28/6/2014).
Harga minyak brent di LondonICE Futures Europe untuk pengiriman Agustus naik 9 sen menjadi USD113,30 per barel. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 37% di bawah rata-rata 100 hari. Harga turun 1,3% sepanjang pekan ini dan merupakan penurunan terbesar sejak tujuh hari yang berakhir 21 Maret 2014.
Sementara harga minyak WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Agustus turun 10 sen menjadi USD105,74 per barel. Harga turun 1,4% sepanjang pekan ini. Volume yang diperdagangkan sekitar 50% di bawah rata-rata.
Selisih patokan minyak mentah AS terhadap brent diperdagangan sebesar USD7,56, meningkat dibanding sebelumnya USD7,37.
"Ekspor minyak akan mengalami peningkatan besar, hingga saat ini tidak memberi sentimen negatif pada produksi minyak mentah Irak dan ekspor. Perusahaan Irak bekerja normal di Irak," kata Luaibi belum lama ini.
Harga minyak brent telah naik 3,6% sepanjang Juni dipicu pemberontak di Irak berhasil merebut kota utara Mosul dan menuju Baghdad. Irak menghasilkan 3,3 juta barel per hari minyak mentah pada bulan lalu.
Pasukan Irak memegang kendali kilang Baiji, yang merupakan kilang terbesar di negara tersebut, setelah memukul mundur pemberontak. Pertempuran belum meluas ke selatan, yang merupakan lumbung minyak Irak.
Menteri Perminyakan Irak Abdul Kareem al-Luaibi mengatakan, ekspor dari produsen terbesar kedua di Organisasi Negara-negara Pengeskpor Minyak (OPEC) akan dipercepat bulan depan.
"Produksi Irak sepertinya aman saat ini dan itu membuat pasar stabil," kata Direktur Energi Analytics Group LLC Tom Finlon seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (28/6/2014).
Harga minyak brent di LondonICE Futures Europe untuk pengiriman Agustus naik 9 sen menjadi USD113,30 per barel. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 37% di bawah rata-rata 100 hari. Harga turun 1,3% sepanjang pekan ini dan merupakan penurunan terbesar sejak tujuh hari yang berakhir 21 Maret 2014.
Sementara harga minyak WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Agustus turun 10 sen menjadi USD105,74 per barel. Harga turun 1,4% sepanjang pekan ini. Volume yang diperdagangkan sekitar 50% di bawah rata-rata.
Selisih patokan minyak mentah AS terhadap brent diperdagangan sebesar USD7,56, meningkat dibanding sebelumnya USD7,37.
"Ekspor minyak akan mengalami peningkatan besar, hingga saat ini tidak memberi sentimen negatif pada produksi minyak mentah Irak dan ekspor. Perusahaan Irak bekerja normal di Irak," kata Luaibi belum lama ini.
Harga minyak brent telah naik 3,6% sepanjang Juni dipicu pemberontak di Irak berhasil merebut kota utara Mosul dan menuju Baghdad. Irak menghasilkan 3,3 juta barel per hari minyak mentah pada bulan lalu.
(rna)