Mengais Rezeki dari Jualan Baju Sisa Ekspor

Sabtu, 28 Juni 2014 - 13:33 WIB
Mengais Rezeki dari...
Mengais Rezeki dari Jualan Baju Sisa Ekspor
A A A
PASAR Senen di Jakarta Pusat, selain terdapat area pasar tradisional dan pasar modernnya, terdapat juga pasar barang bekas yang menjual aneka baju, seperti kaos, kemeja, celana bahkan blazer dan jas.

Hampir 30 tahun pasar yang menjual baju-baju sisa ekspor ini berdiri. Salah satu yang mengais rezeki di Pasar Senen adalah Dedi Supriyatna (42 tahun), penjual baju atau pakaian wanita.

Saat berbincang dengan Sindonews, laki-laki asal Makassar itu menuturkan bahwa dirinya sudah sekitar 10 tahun berjualan di pasar tersebut. Biasanya barang diambil dari supplier yang mendapat kiriman baju sisa ekspor dari China, Hongkong, Jepang atau dari sisa-sisa ekspor Indonesia.

"Mereka biasanya ngirimin sehari itu bisa 2-3 karung. Terus nanti kita pilih-pilih. Kalau yang bagus itu biasanya kita gantung, kalau yang biasa-biasa saja kita gelar," ujarnya di Jakarta (28/6/2014).

Mengenai harga pakaian yang dijualnya variatif. Setiap baju yang digantung, harganya mulai dari Rp15.000-Rp25.000 per potong. Sedangkan yang digelar, harganya hanya berkisar antara Rp5.000-Rp10.000-an per potong.

"Ada saja tiap hari yang beli. Apalagi mau Lebaran, pasti banyak yang ke sini mencari baju kantor, baju kuliah," ujar pria yang sudah memiliki 2 anak ini.

Mengenai keuntungan yang diperoleh, menurut dia, tergantung tingkat keramain pembeli. Namun pria yang mengantungkan hidupnya dari berjualan pakaian wakita tersebut menargetkan, per hari dia bisa mengantongi sekitar Rp1 juta-Rp2 juta.

"Ya, kadang kalau lagi sepi sih pernah sehari cuma ngantongin Rp600 ribu. Tergantung sepi ramainya. Cuma biasanya, makin sore makin ramai," ujar dia.

Dari berjualan pakaian wanita yang diklaimnya cukup berkualitas meskipun bekas, Dedi mampu menyekolahkan kedua buah hatinya. Dia berharap, kedua anaknya bisa bernasib jauh lebiih baik darinya.

"Yang penting anak-anak bisa sekolah. Istri saya juga di rumah jualan kecil-kecilan untuk bantu-bantu. Nggak apa-apa ayah ibunya cuma lulusan SMP atau SMA, yang penting anaknya bisa jadi dokter," tuturnya sembari tersenyum.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0876 seconds (0.1#10.140)