Jero Tersinggung Renegosiasi Tangguh Dianggap Tak Spesial

Senin, 07 Juli 2014 - 16:54 WIB
Jero Tersinggung Renegosiasi...
Jero Tersinggung Renegosiasi Tangguh Dianggap Tak Spesial
A A A
JAKARTA - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik tak terima Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap tak ada yang spesial dari renegosiasi harga jual gas Tangguh Papua.

Jero mengatakan, setelah direnegosiasi keuntungan menjual harga gas Tangguh ke Fujian China menjadi berlipat ganda, yaitu mencapai Rp250 triliun sampai 2034.

Hal ini menurut Jero merupakan hal yang spesial, dirinya tentu tidak serta merta terima jika Calon Wakil Joko Widodo tersebut menganggap bahwa hasil renegoasiasi Tangguh tak spesial.

"Luar biasa, menghasilkan Rp250 triliun kok diangkap tidak spesial? Itu angka yang spesial," kata Jero, usai melakukan rapat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (7/7/2014).

Dalam debat capres dan cawapres final, capres Prabowo Subianto mengapresiasi keberhasilan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sukses menaikkan harga jual gas alam cair (LNG) Tangguh ke China pada Juli 2014.

"Saya ingin memberi tanggapan sambil juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan SBY yang 1 Juli lalu berhasil menandatangani renegosiasi kontrak Tangguh, dari kontrak yang merugikan Indonesia, akhirnya harga bisa naik dan sekarang diuntungkan Rp250 triliun sampai selesai," kata Prabowo.

Namun demikian, pernyataan Prabowo langsung disanggah oleh cawapres Jusuf Kalla alias JK. Menurutnya, renegosiasi kontrak memang rutin dilakukan setiap 4 tahun sekali.

JK mengatakan, pada 2008 sewaktu masih menjabat sebagai Wapres dia bertemu dengan Presiden China Hu Jintao. Dari pertemuan tersebut, mereka siap negosiasi ulang. Tapi begitu dia meninggalkan pemerintahan, tidak ada negosiasi apapun yang dilaksanakan oleh pemerintah.

"Jadi tidak ada yang spesial. Kalau naiknya iya, kita terima kasih. Tapi memang kontrak itu begitu supaya tidak ada celah terjadi kerugian," tandas JK.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8945 seconds (0.1#10.140)