Program Pensiun Baru Diikuti 7,5% Perusahaan
A
A
A
BANDUNG - Pemahaman mengenai program pensiun dipandang masih sangat rendah. Betapa tidak, perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang berdasarkan data statistik, mencapai 22 juta perusahaan, tidak lebih dari 10% yang mengikutsertakan para pekerjanya dalam program pensiun.
"Sampai saat ini, perusahaan yang mengikutsertakan para pekerjanya pada program dana pensiun masih sangat rendah. Ini indikasi pemahaman perusahaan yang kurang terhadap program yang bermanfaat bagi para pekerja ini," ujar Senior Sales Manager Employee Benefits Manulife Financial Tjondro Lukito, di Bandung, beberapa waktu lalu.
Tercatat, baru sekitar 7,5% atau 1,65 juta perusahaan yang mendaftarkan para pekerjanya pada program pensiun. Menurutnya, jumlah tersebut perlu makin diperbanyak lagi agar kesejahteraan para pekerja lebih terjamin lagi.
Untuk itu, kat Tjondro, pihaknya terus gencar melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan di berbagai kota di Indonesia.
"Undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan juga sudah mengisyaratkan kewajiban tersebut. Nah pemahaman perusahaan-perusahaan itu yang coba kami terus tingkatkan melalui sosialisasi tersebut," sambungnya.
Namun, kata dia, yang menjadi kendala lain adalah, saat ini, masih banyak perusahaan yang hanya melakukan pencatatan para pekerjanya, tetapi belum mengikutsertakannya dalam program dana pensiun.
"Padahal, lebih baik perusahaan menyisihkan keuntungan bisnisnya untuk program dana pensiun para pekerja. Ini juga demi perusahaan. Karena bukan tidak mungkin, dengan begitu, para pekerja makin semangat dan merasa nyaman bekerja di perusahaan tersebut," tutur Tjondro.
Sementara itu, Head of Pension Employee Benefits Distribution Departement Ricky Samsico mengatakan, seiring berjalannya waktu, pasar program dana pensiun makin besar dan terbuka lebar.
"Kami terus mengembangkan program pensiun ini. Pertumbuhannya cukup tinggi. Tahun lalu saja pertumbuhannya mencapai 53%," sebutnya.
Tahun ini, kata dia, pihaknya mencanangan target pertumbuhan yang lebih tinggi lagi daripada tahun lalu atau minimalnya sama dengan tahun lalu.
Ricky menyebutkan, sejauh ini, pihaknya, yang merebut pasar terbesar asuransi pada program dana pensiun, yaitu sekitar 25%, mengelola dana pensiun cukup besar.
"Angka dana program dana pensiun yang kami kelola sekitar Rp 7 triliun dari total nilai dana kelola program pensiun mencapai Rp 30 triliun," sebutnya.
"Sampai saat ini, perusahaan yang mengikutsertakan para pekerjanya pada program dana pensiun masih sangat rendah. Ini indikasi pemahaman perusahaan yang kurang terhadap program yang bermanfaat bagi para pekerja ini," ujar Senior Sales Manager Employee Benefits Manulife Financial Tjondro Lukito, di Bandung, beberapa waktu lalu.
Tercatat, baru sekitar 7,5% atau 1,65 juta perusahaan yang mendaftarkan para pekerjanya pada program pensiun. Menurutnya, jumlah tersebut perlu makin diperbanyak lagi agar kesejahteraan para pekerja lebih terjamin lagi.
Untuk itu, kat Tjondro, pihaknya terus gencar melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan di berbagai kota di Indonesia.
"Undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan juga sudah mengisyaratkan kewajiban tersebut. Nah pemahaman perusahaan-perusahaan itu yang coba kami terus tingkatkan melalui sosialisasi tersebut," sambungnya.
Namun, kata dia, yang menjadi kendala lain adalah, saat ini, masih banyak perusahaan yang hanya melakukan pencatatan para pekerjanya, tetapi belum mengikutsertakannya dalam program dana pensiun.
"Padahal, lebih baik perusahaan menyisihkan keuntungan bisnisnya untuk program dana pensiun para pekerja. Ini juga demi perusahaan. Karena bukan tidak mungkin, dengan begitu, para pekerja makin semangat dan merasa nyaman bekerja di perusahaan tersebut," tutur Tjondro.
Sementara itu, Head of Pension Employee Benefits Distribution Departement Ricky Samsico mengatakan, seiring berjalannya waktu, pasar program dana pensiun makin besar dan terbuka lebar.
"Kami terus mengembangkan program pensiun ini. Pertumbuhannya cukup tinggi. Tahun lalu saja pertumbuhannya mencapai 53%," sebutnya.
Tahun ini, kata dia, pihaknya mencanangan target pertumbuhan yang lebih tinggi lagi daripada tahun lalu atau minimalnya sama dengan tahun lalu.
Ricky menyebutkan, sejauh ini, pihaknya, yang merebut pasar terbesar asuransi pada program dana pensiun, yaitu sekitar 25%, mengelola dana pensiun cukup besar.
"Angka dana program dana pensiun yang kami kelola sekitar Rp 7 triliun dari total nilai dana kelola program pensiun mencapai Rp 30 triliun," sebutnya.
(gpr)