PLN Tembus Fortune Global 500

Rabu, 09 Juli 2014 - 18:14 WIB
PLN Tembus Fortune Global 500
PLN Tembus Fortune Global 500
A A A
JAKARTA - PT PLN (persero) sukses membuktikan kinerjanya dengan menjadi perusahaan Indonesia yang masuk dalam Fortune Global 500 tahun 2014. Sebagai pendatang baru, PLN masuk di urutan 477 perusahaan terbesar dunia.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, masuk dalam jajaran bergengsi 500 perusahaan besar dunia mencerminkan bentuk pengakuan dunia kepada perusahaan listrik BUMN ini. Kendati, hal itu diakui Pamudji bukan hal yang mudah karena persaingan cukup ketat di kancah internasional.

"Ini sebuah penghargaan untuk para karyawan PLN dan seluruh pelanggan, khususnya perusahaan UKM dan perusahaan besar," kata Nur, di Jakarta, Rabu (9/7/2014).

Nur juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah mengantarkan PLN masuk daftar Fortune Global 500. Kriteria utama pemeringkatan Fortune Global 500 berdasarkan total pendapatan perusahaan per tahun fiskal yang berakhir pada atau sebelum 31 Maret 2014.

"Maka kemudian total pendapatan tersebut akan dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya," tuturnya.

Perseroan sendiri mencatat, pendapatan usaha tahun 2013 sebesar Rp257,4 triliun, naik 10,6% dari pendapatan usaha tahun 2012 sebesar Rp232,7 triliun. Meningkatnya pendapatan usaha di 2013 ini berasal dari perpaduan antara kenaikan volume penjualan tenaga listrik dan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang diberlakukan bertahap setiap triwulan mulai pemakaian Januari 2013.

Sementara, kenaikan volume penjualan merupakan akibat pertumbuhan ekonomi nasional yang berdampak pada penambahan 3,8 juta pelanggan baru. Penambahan jumlah pelanggan sebesar itu merupakah upaya yang luar biasa dari Perseroan dalam melayani kebutuhan listrik masyarakat dimana sampai dengan akhir tahun 2013 total pelanggan Perseroan telah mencapai 54 juta.

"Selain meningkatkan revenue, PLN juga terus berupaya meningkatkan efisiensi dalam penyelenggarakan layanan kelistrikan," ucapnya.

Upaya itu di antaranya dilakukan melalui program bauran energi, dengan menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dalam mengoperasikan pembangkit. Pada 2011 komposisi penggunaan BBM sebesar 24,8%, pada 2012 penggunaan BBM turun menjadi 15% dan pada 2013 turun lagi menjadi 12,4%.

Pada saat yang sama penggunaan batu bara dan gas terus meningkat. Pada 2011 komposisi penggunaan batu bara sebesar 42,4%, pada 2012 sebesar 50,4% dan pada 2013 penggunaan batu bara sebesar 51,4%. Untuk komposisi penggunaan gas pada 2011 sebesar 20,9%, pada 2012 sebesar 23,4% dan pada 2013 sebesar 24%.

"Mengelola pendapatan yang demikian besar tentu tidak mudah. Namun kini PLN telah memiliki sistem yang dinamakan Pengelolaan dan Pengendalian Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST)," jelasnya.

Melalui sistem ini, uang yang masuk ke PLN bisa termonitor dan terkontrol sejak pembayaran pelanggan sampai ke kas perusahaan di kantor pusat. Sehingga tidak ada lagi pencatatan uang secara manual dan tidak ada lagi laporan penyetoran uang berjenjang dari loket hingga ke pusat.

Sistem ini langsung tersambung ke sistem pelaporan perusahaan. Dengan sistem ini proses keuangan di PLN sangat mudah dimonitor dan dikontrol, canggih dan modern. Bahkan bisa disandingkan dengan perusahaan kelas dunia lainnya.

Dengan sistem ini, Unit PLN lebih fokus kepada pelayanan pelanggan dan tidak direpotkan dengan pengelolaan penerimaan uang. Dengan sistem ini pelanggan PLN juga sangat dimudahkan karena tidak lagi terikat pada satu tempat pembayaran namun bisa melakukan pembayaran dimanapun di jaringan bank yang bekerja sama dengan dengan PLN dan mitra bank.

"Ke depan, PLN berkomitmen untuk terus menjaga agar tetap berada di posisi 500 besar perusahaan dunia melalui upaya perbaikan di berbagai sisi operasional dengan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)," pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0313 seconds (0.1#10.140)