Kemendag Terus Awasi Peredaran Daging Celeng
A
A
A
BANDUNG - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya untuk mengawasi peredaran daging saat Ramadan. Pengawasan ini untuk mengantisipasi beredarnya daging celeng yang digunakan kalangan tertentu untuk dioplos demi pemenuhan keuntungan secara licik.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi di sela sidaknya hari ini di Bandung menegaskan, bahwa pihaknya terus meningkatkan kerja sama dengan aparat kepolisian dalam pengawasan ini. Menurutnya, upaya pengoplosan daging celeng ini merupakan pelanggaran hukum yang harus ditindak tegas.
"Hukumannya jelas, pidana," katanya di sela inspeksi mendadak ke pasar Kosambi, Bandung, Kamis (10/7/2014).
Lutfi mengatakan, untuk di Jabar belum ada penemuan kasus terkait oplosan daging celeng tersebut. Namun, ada indikasi kalau daging celeng akan disebarkan di Jabar. "Meskipun begitu, harus tetap diantisipasi," ucapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Ferry Sofwan Arief mengatakan, modus operandi pengiriman daging celeng saat ini sudah berbeda.
Menurutnya, ada yang dimasukkan ke dalam dus yang tertutup rapat, sehingga menyulitkan petugas pengecekan. "Kalau dulu kan pakai truk, sekarang pakai bus pun ada," ujarnya.
Karena itu, kata Ferry, pihaknya bekerja sama dengan aparat kepolisian dan dinas perhubungan akan lebih memperketat daerah perbatasan.
"Daerah perbatasan lebih diperketat lagi, agar Jabar ini aman dari peredaran daging celeng," ujarnya.
Sementara, terkait dengan kebutuhan daging sapi selama Ramadan tahun ini, terpantau aman. Menurut data dari dinas peternakan Jabar, kebutuhan daging sapi sebanyak 17.863 ton.
"Masyarakat Jabar tidak perlu khawatir. Saat ini kita surplus daging sapi sebanyak 286 ton. Stok yang tersedia saat ini, sebanyak 3.247 ton. Pemasukan dari beberapa daerah, termasuk impor, sekitar 14.902 ton. Jadi, Jabar surpulus 286 ton," terang Kepala Dinas Peternakan Jabar Dody Firman.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi di sela sidaknya hari ini di Bandung menegaskan, bahwa pihaknya terus meningkatkan kerja sama dengan aparat kepolisian dalam pengawasan ini. Menurutnya, upaya pengoplosan daging celeng ini merupakan pelanggaran hukum yang harus ditindak tegas.
"Hukumannya jelas, pidana," katanya di sela inspeksi mendadak ke pasar Kosambi, Bandung, Kamis (10/7/2014).
Lutfi mengatakan, untuk di Jabar belum ada penemuan kasus terkait oplosan daging celeng tersebut. Namun, ada indikasi kalau daging celeng akan disebarkan di Jabar. "Meskipun begitu, harus tetap diantisipasi," ucapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Ferry Sofwan Arief mengatakan, modus operandi pengiriman daging celeng saat ini sudah berbeda.
Menurutnya, ada yang dimasukkan ke dalam dus yang tertutup rapat, sehingga menyulitkan petugas pengecekan. "Kalau dulu kan pakai truk, sekarang pakai bus pun ada," ujarnya.
Karena itu, kata Ferry, pihaknya bekerja sama dengan aparat kepolisian dan dinas perhubungan akan lebih memperketat daerah perbatasan.
"Daerah perbatasan lebih diperketat lagi, agar Jabar ini aman dari peredaran daging celeng," ujarnya.
Sementara, terkait dengan kebutuhan daging sapi selama Ramadan tahun ini, terpantau aman. Menurut data dari dinas peternakan Jabar, kebutuhan daging sapi sebanyak 17.863 ton.
"Masyarakat Jabar tidak perlu khawatir. Saat ini kita surplus daging sapi sebanyak 286 ton. Stok yang tersedia saat ini, sebanyak 3.247 ton. Pemasukan dari beberapa daerah, termasuk impor, sekitar 14.902 ton. Jadi, Jabar surpulus 286 ton," terang Kepala Dinas Peternakan Jabar Dody Firman.
(izz)