Laba Bank Danamon Semester I/2014 Turun 25%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada semester I/2014 mencatat laba bersih setelah pajak Rp1,48 triliun turun 25%, dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp1,98 triliun. Faktor utama penurunan itu adalah peningkatan beban bunga yang menggerus marjin Perseroan.
"Beban bunga naik 52% dibanding tahun lalu. Di mana tahun lalu 5% sekarang 6,3%," kata Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Liem saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Vera mengakui kondisi suku bunga di pasar yang bersaing ketat menyebabkan kenaikan beban bunga, sehingga menggerus marjin Perseroan. Sementara, biaya kredit juga tercatat naik 14% dibanding semester I tahun lalu. Penerapan aturan Tarif Premi Asuransi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memangkas pendapatan Bank Danamon.
Aturan tersebut juga memengaruhi pendapatan jasa atau fee based income perseroan yang turun 11% dari Rp2,37 triliun pada semester I/2013, menjadi Rp2,1 triliun pada periode sama tahun ini.
Pasalnya, salah satu anak usaha Danamon, yakni Asuransi Adira yang bergerak di asuransi umum. Dampak aturan itu pada pengakuan pendapatan Adira Finance dari asuransi yang harus dilakukan pengakuan secara bertahap sesuai tenor kredit atau amortisasi.
"Makanya ini ada normalized (normalisasi laba sebesar Rp1,75 triliun). Kalau peraturan ini tidak ada, (laba bersih) turun 12% faktor utama adalah peningkatan beban bunga (biaya dana) berdampak pada penurunan marjin," tambahnya.
Perseroan juga mencatat marjin bunga bersih Bank Danamon turun dari 9,9% menjadi 8,4%. Dari sisi kredit, perseroan mencatat pertumbuhan 13% dalam setahun dari Rp123,93 triliun menjadi Rp140,65 triliun. Sementara dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp110,4 triliun, naik 18,8% dari Rp92,93 triliun.
Kredit usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam membukukan pertumbuhan 3% menjadi Rp20 triliun pada semester I/2014 dibanding periode sama tahun lalu. Sementara, kredit segmen usaha kecil dan menengah (UKM) naik 16% menjadi Rp22,9 triliun. Kredit untuk segmen komersial tumbuh 28% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp17,4 triliun.
Kredit untuk segemn korporasi tumbuh 34% menjadi Rp16,6 triliun. Sementara, kredit automotif melalui Adira Finance tumbuh 7% dibanding semester Ii2013 menjadi Rp49 triliun.
Direktur Utama Danamon Henry Ho menambahkan, pada akhir Juni rasio kredit terhadap DPK membaik jadi 98,9% dari 105,4% semester pertama tahun lalu.
"Semester pertama tahun ini ditandai pertumbuhan ekonomi domestik yang didorong permintaan ekspor yang menurun serta adanya defisit fiskal. Sementara nilai tukar rupiah terus mendapatkan tekanan," kata Henry.
"Beban bunga naik 52% dibanding tahun lalu. Di mana tahun lalu 5% sekarang 6,3%," kata Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Liem saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Vera mengakui kondisi suku bunga di pasar yang bersaing ketat menyebabkan kenaikan beban bunga, sehingga menggerus marjin Perseroan. Sementara, biaya kredit juga tercatat naik 14% dibanding semester I tahun lalu. Penerapan aturan Tarif Premi Asuransi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memangkas pendapatan Bank Danamon.
Aturan tersebut juga memengaruhi pendapatan jasa atau fee based income perseroan yang turun 11% dari Rp2,37 triliun pada semester I/2013, menjadi Rp2,1 triliun pada periode sama tahun ini.
Pasalnya, salah satu anak usaha Danamon, yakni Asuransi Adira yang bergerak di asuransi umum. Dampak aturan itu pada pengakuan pendapatan Adira Finance dari asuransi yang harus dilakukan pengakuan secara bertahap sesuai tenor kredit atau amortisasi.
"Makanya ini ada normalized (normalisasi laba sebesar Rp1,75 triliun). Kalau peraturan ini tidak ada, (laba bersih) turun 12% faktor utama adalah peningkatan beban bunga (biaya dana) berdampak pada penurunan marjin," tambahnya.
Perseroan juga mencatat marjin bunga bersih Bank Danamon turun dari 9,9% menjadi 8,4%. Dari sisi kredit, perseroan mencatat pertumbuhan 13% dalam setahun dari Rp123,93 triliun menjadi Rp140,65 triliun. Sementara dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp110,4 triliun, naik 18,8% dari Rp92,93 triliun.
Kredit usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam membukukan pertumbuhan 3% menjadi Rp20 triliun pada semester I/2014 dibanding periode sama tahun lalu. Sementara, kredit segmen usaha kecil dan menengah (UKM) naik 16% menjadi Rp22,9 triliun. Kredit untuk segmen komersial tumbuh 28% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp17,4 triliun.
Kredit untuk segemn korporasi tumbuh 34% menjadi Rp16,6 triliun. Sementara, kredit automotif melalui Adira Finance tumbuh 7% dibanding semester Ii2013 menjadi Rp49 triliun.
Direktur Utama Danamon Henry Ho menambahkan, pada akhir Juni rasio kredit terhadap DPK membaik jadi 98,9% dari 105,4% semester pertama tahun lalu.
"Semester pertama tahun ini ditandai pertumbuhan ekonomi domestik yang didorong permintaan ekspor yang menurun serta adanya defisit fiskal. Sementara nilai tukar rupiah terus mendapatkan tekanan," kata Henry.
(izz)