ADB Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Asia Tenggara
A
A
A
HONG KONG - Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas prospek pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara pada 2014, akibat ketegangan politik di Thailand dan Vietnam, serta situasi pemilihan presiden di Indonesia.
Dilansir dari The Edge Malaysia, (18/7/2014), badan pemberi pinjaman berbasis di Manila, Filipina tersebut merevisi ke bawah perkiraan produk domestik bruto (PDB) Asia Tenggara tahun ini menjadi 4,7%, dari proyeksi sebelumnya pada April sebesar 5%.
Bank memperingatkan Indonesia, ekonomi terbesar di kawasan ini, menghadapi periode panjang ketidakpastian setelah pemilihan presiden (Pilpres 2014) yang disengketakan, di mana pertumbuhan duduk di posisi terendah dalam 4 tahun dan investasi asing menyusut.
Sementara ekonomi Thailand turun 0,6% dalam tiga bulan pertama tahun ini akibat "kebuntuan politik" memukul permintaan domestik dan industri pariwisata, di mana penyusutan diperkirakan akan berlanjut hingga kuartal kedua.
Perekonomian Thailand didera masalah hampir tujuh bulan pasca protes yang menyebabkan 28 orang tewas hingga melumpuhkan pemerintah mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Namun, bank mengatakan, dengan kudeta militer kepercayaan konsumen pada Mei telah meningkat dan ada "tanda tentatif bahwa pemulihan sederhana dapat memegang pada semester kedua tahun ini".
Bank juga mencatat perkiraan ekonomi Vietnam terkait ketegangan dengan China. Hubungan antara Hanoi dan Beijing anjlok pada Mei, setelah sebuah rig minyak China dipindahkan dekat Kepulauan Paracel, yang disengketakan di Laut Cina Selatan.
ADB melihat pertumbuhan Asia Tenggara akan tumbuh 5,4% pada 2015. Sementara estimasi untuk PDB negara berkembang di Asia secara keseluruhan, yang meliputi 45 negara, tidak berubah di angka 6,2% pada 2014, dan 6,4% tahun depan.
"Prospek pertumbuhan untuk negara berkembang di Asia stabil, dengan wilayah diproyeksikan terus tumbuh," kata ADB, sambil menambahkan bahwa penurunan peringkat untuk Asia Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik, diimbangi revisi ke atas untuk Asia Selatan.
ADB memperkirakan pertumbuhan China tetap sebesar 7,5% pada tahun ini dengan sedikit penurunan menjadi 7,4% pada 2015.
Mereka menyebutkan, ada prospek baik untuk India setelah pemilihan Perdana Menteri konservatif Narendra Modi. Di mana PDB India diperkirakan tumbuh 6,1% pada 2015, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya 5,8%.
Dilansir dari The Edge Malaysia, (18/7/2014), badan pemberi pinjaman berbasis di Manila, Filipina tersebut merevisi ke bawah perkiraan produk domestik bruto (PDB) Asia Tenggara tahun ini menjadi 4,7%, dari proyeksi sebelumnya pada April sebesar 5%.
Bank memperingatkan Indonesia, ekonomi terbesar di kawasan ini, menghadapi periode panjang ketidakpastian setelah pemilihan presiden (Pilpres 2014) yang disengketakan, di mana pertumbuhan duduk di posisi terendah dalam 4 tahun dan investasi asing menyusut.
Sementara ekonomi Thailand turun 0,6% dalam tiga bulan pertama tahun ini akibat "kebuntuan politik" memukul permintaan domestik dan industri pariwisata, di mana penyusutan diperkirakan akan berlanjut hingga kuartal kedua.
Perekonomian Thailand didera masalah hampir tujuh bulan pasca protes yang menyebabkan 28 orang tewas hingga melumpuhkan pemerintah mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Namun, bank mengatakan, dengan kudeta militer kepercayaan konsumen pada Mei telah meningkat dan ada "tanda tentatif bahwa pemulihan sederhana dapat memegang pada semester kedua tahun ini".
Bank juga mencatat perkiraan ekonomi Vietnam terkait ketegangan dengan China. Hubungan antara Hanoi dan Beijing anjlok pada Mei, setelah sebuah rig minyak China dipindahkan dekat Kepulauan Paracel, yang disengketakan di Laut Cina Selatan.
ADB melihat pertumbuhan Asia Tenggara akan tumbuh 5,4% pada 2015. Sementara estimasi untuk PDB negara berkembang di Asia secara keseluruhan, yang meliputi 45 negara, tidak berubah di angka 6,2% pada 2014, dan 6,4% tahun depan.
"Prospek pertumbuhan untuk negara berkembang di Asia stabil, dengan wilayah diproyeksikan terus tumbuh," kata ADB, sambil menambahkan bahwa penurunan peringkat untuk Asia Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik, diimbangi revisi ke atas untuk Asia Selatan.
ADB memperkirakan pertumbuhan China tetap sebesar 7,5% pada tahun ini dengan sedikit penurunan menjadi 7,4% pada 2015.
Mereka menyebutkan, ada prospek baik untuk India setelah pemilihan Perdana Menteri konservatif Narendra Modi. Di mana PDB India diperkirakan tumbuh 6,1% pada 2015, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya 5,8%.
(dmd)