Asia Tenggara Berpotensi Besar Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 mengajak negara-negara Asia Tenggara menjadikan kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia . Tiga prioritas yang harus dijalankan, yakni pemulihan dan pembangunan kembali, digitalisasi, serta menerapkan ekonomi berkelanjutan.
"Melihat tiga tahun terakhir ASEAN menjadi pusat pertumbuhan dan resiliensi ketika dunia dilanda pandemi Covid-19 hingga berbagai gejolak global," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam High Level Seminar: ASEAN Matters Epicentrum of Growth secara virtual, di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Baca Juga: 10 Negara di Eropa dengan Pertumbuhan Ekonomi Terbesar
Menurut dia kawasan ASEAN juga mampu menahan gejolak inflasi di tengah tingginya harga komoditas global akibat terganggunya rantai pasok dan pandemi. Meskipun tahun lalu inflasi agak tinggi tapi resiliensi kawasan ini masih cukup kuat.
"Tahun ini kami optimistis ASEAN 5 inflasinya akan menurun ke 3,3% dan tahun depan di 3,2% karena kami disiplin dalam kebijakan moneter," kata Perry.
Tak hanya menyesuaikan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar, Perry mengatakan bahwa ASEAN juga mendukung pertumbuhan ekonomi melalui akomodasi makroprudensial dan digitalisasi sistem pembayaran.
"Ini yang kemudian mendukung pertumbuhan ekonomi dan inklusi di kawasannya. Dan kami konsisten melakukan reformasi struktural," jelasnya.
Dia mengatakan ASEAN terus melakukan reformasi perdagangan dan investasi sedangkan negara lain menerapkan kebijakan pintu tertutup. Indonesia menjadi contoh, di mana saat pandemi terus mendorong reformasi struktural.
"Misalnya, kami menyusun UU Cipta Kerja, mengekspansi hubungan dagang dan investasi, juga melakukan hilirisasi. Ini yang kemudian mendukung pertumbuhan ekonomi kami," tutur Perry Warjiyo.
"Melihat tiga tahun terakhir ASEAN menjadi pusat pertumbuhan dan resiliensi ketika dunia dilanda pandemi Covid-19 hingga berbagai gejolak global," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam High Level Seminar: ASEAN Matters Epicentrum of Growth secara virtual, di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Baca Juga: 10 Negara di Eropa dengan Pertumbuhan Ekonomi Terbesar
Menurut dia kawasan ASEAN juga mampu menahan gejolak inflasi di tengah tingginya harga komoditas global akibat terganggunya rantai pasok dan pandemi. Meskipun tahun lalu inflasi agak tinggi tapi resiliensi kawasan ini masih cukup kuat.
"Tahun ini kami optimistis ASEAN 5 inflasinya akan menurun ke 3,3% dan tahun depan di 3,2% karena kami disiplin dalam kebijakan moneter," kata Perry.
Tak hanya menyesuaikan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar, Perry mengatakan bahwa ASEAN juga mendukung pertumbuhan ekonomi melalui akomodasi makroprudensial dan digitalisasi sistem pembayaran.
"Ini yang kemudian mendukung pertumbuhan ekonomi dan inklusi di kawasannya. Dan kami konsisten melakukan reformasi struktural," jelasnya.
Dia mengatakan ASEAN terus melakukan reformasi perdagangan dan investasi sedangkan negara lain menerapkan kebijakan pintu tertutup. Indonesia menjadi contoh, di mana saat pandemi terus mendorong reformasi struktural.
"Misalnya, kami menyusun UU Cipta Kerja, mengekspansi hubungan dagang dan investasi, juga melakukan hilirisasi. Ini yang kemudian mendukung pertumbuhan ekonomi kami," tutur Perry Warjiyo.
(nng)