SMGR Pastikan Pembangunan Pabrik Rembang Sesuai Amdal
A
A
A
JAKARTA - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menyatakan pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah akan sesuai dengan analisis dampak lingkungan (amdal). Selain itu, dengan teknologi tinggi yang diterapkan perseroan, pembangunan pabrik tersebut akan ramah lingkungan.
“Kehadiran kami di Rembang tentunya juga untuk membawa dampak positif. Kami pastikan akan menjaga lingkungan dan ekosistem yang ada,” ujar Direktur Utama SMGR Dwi Soetjipto di Jakarta, Jumat (18/7/2014).
Dwi mengatakan, semua aturan yang ada, baik perizinan maupun amdal telah dipenuhi perseroan, sehingga telah keluar izin lokasi tambang seluas 860 hektare (ha). Untuk perizinan, menurut Dwi, telah keluar pada 2012, sehingga pada akhir tahun 2012 telah dilakukan proses pembebasan lahan yang saat ini telah mencapai 210 ha.
“Jumlah ini sudah cukup untuk membangun satu pabrik,” jelasnya.
Dwi menegaskan, berdasarkan pengalaman pembangunan pabrik di Tuban dan Gresik yang telah cukup lama berdiri, antara perseroan dan masyarakat sekitar malah bekerja sama dalam mewujudkan lingkungan yang membawa hasil bagi kesejahteraan petani.
“Kalau mau lihat bagaimana kami menjaga lingkungan pabrik, silakan datang ke pabrik kami di Tuban dan Gresik, mereka merasa senang dengan hadirnya kami di daerahnya,” jelas Dwi.
Sementara itu, Pakar Pertambangan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Budi Sulistijo memastikan pembangunan pabrik semen di Rembang milik SMGR tidak akan merusak gua dan sumber air yang ada di daerah tersebut.
“Kami sudah pastikan bahwa penambangan dan pembangunan pabrik jauh dari gua-gua yang dikhawatirkan akan rusak,” paparnya.
“Kehadiran kami di Rembang tentunya juga untuk membawa dampak positif. Kami pastikan akan menjaga lingkungan dan ekosistem yang ada,” ujar Direktur Utama SMGR Dwi Soetjipto di Jakarta, Jumat (18/7/2014).
Dwi mengatakan, semua aturan yang ada, baik perizinan maupun amdal telah dipenuhi perseroan, sehingga telah keluar izin lokasi tambang seluas 860 hektare (ha). Untuk perizinan, menurut Dwi, telah keluar pada 2012, sehingga pada akhir tahun 2012 telah dilakukan proses pembebasan lahan yang saat ini telah mencapai 210 ha.
“Jumlah ini sudah cukup untuk membangun satu pabrik,” jelasnya.
Dwi menegaskan, berdasarkan pengalaman pembangunan pabrik di Tuban dan Gresik yang telah cukup lama berdiri, antara perseroan dan masyarakat sekitar malah bekerja sama dalam mewujudkan lingkungan yang membawa hasil bagi kesejahteraan petani.
“Kalau mau lihat bagaimana kami menjaga lingkungan pabrik, silakan datang ke pabrik kami di Tuban dan Gresik, mereka merasa senang dengan hadirnya kami di daerahnya,” jelas Dwi.
Sementara itu, Pakar Pertambangan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Budi Sulistijo memastikan pembangunan pabrik semen di Rembang milik SMGR tidak akan merusak gua dan sumber air yang ada di daerah tersebut.
“Kami sudah pastikan bahwa penambangan dan pembangunan pabrik jauh dari gua-gua yang dikhawatirkan akan rusak,” paparnya.
(rna)