Semester I-2014 Kredit BTPN Tumbuh 15%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) per 30 Juni 2014, membukukan pertumbuhan kredit tahunan sebesar 15% dari Rp43,6 triliun pada 30 Juni 2013 menjadi Rp50 triliun dengan rasio NPL gros 0,9%.
Apabila dibandingkan triwulan I-2014, penyaluran kredit pada triwulan II-2014 tumbuh 6,3% dari Rp47 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTPN tercatat Rp52,7 triliun, tumbuh 10% dari periode yang sama tahun lalu Rp47,7 triliun.
“Pertumbuhan DPK sebesar 10% (yoy) ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK triwulan I-2014 yang meningkat 6% (yoy),“ kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (20/7/2014).
Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) terjaga di level 95%. Apabila memperhitungkan pendanaan dari obligasi, rasio likuiditas perseroan mencapai 85%, ini merupakan tingkat yang kuat dan sehat.
Menurutnya, pertumbuhan yang cukup moderat pada sisi kredit dan DPK, mendorong peningkatan aset BTPN sebesar 12% dari Rp 63,9 triliun menjadi Rp71,4 triliun pada 30 Juni 2014, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,4%.
“Tahun 2014 menjadi periode penuh tantangan bagi industri perbankan. Dalam menyikapinya, BTPN berfokus melakukan hal-hal fundamental secara konservatif dan prudent, prinsip dasar yang biasanya dijadikan pegangan oleh sebuah bank dalam menghadapi situasi seperti ini,” ujarnya.
Dia melanjutkan, lkangkah yang diambil BTPN antara lain adalah meningkatkan cadangan likuiditas, menjaga kualitas kredit dengan baik, mengelola biaya bunga dan biaya operasional secara cermat. Menurut Jery, dengan strategi tersebut kinerja BTPN dapat terjaga sehat.
Apabila dibandingkan triwulan I-2014, penyaluran kredit pada triwulan II-2014 tumbuh 6,3% dari Rp47 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTPN tercatat Rp52,7 triliun, tumbuh 10% dari periode yang sama tahun lalu Rp47,7 triliun.
“Pertumbuhan DPK sebesar 10% (yoy) ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK triwulan I-2014 yang meningkat 6% (yoy),“ kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (20/7/2014).
Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) terjaga di level 95%. Apabila memperhitungkan pendanaan dari obligasi, rasio likuiditas perseroan mencapai 85%, ini merupakan tingkat yang kuat dan sehat.
Menurutnya, pertumbuhan yang cukup moderat pada sisi kredit dan DPK, mendorong peningkatan aset BTPN sebesar 12% dari Rp 63,9 triliun menjadi Rp71,4 triliun pada 30 Juni 2014, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,4%.
“Tahun 2014 menjadi periode penuh tantangan bagi industri perbankan. Dalam menyikapinya, BTPN berfokus melakukan hal-hal fundamental secara konservatif dan prudent, prinsip dasar yang biasanya dijadikan pegangan oleh sebuah bank dalam menghadapi situasi seperti ini,” ujarnya.
Dia melanjutkan, lkangkah yang diambil BTPN antara lain adalah meningkatkan cadangan likuiditas, menjaga kualitas kredit dengan baik, mengelola biaya bunga dan biaya operasional secara cermat. Menurut Jery, dengan strategi tersebut kinerja BTPN dapat terjaga sehat.
(gpr)