Bank BRICS Simbol Lawan Ketidakadilan Ekonomi Global
A
A
A
WASHINGTON - Langkah BRICS membangun lembaga keuangan multilateral sendiri, telah mengguncang tata kelola ekonomi global. Mereka bertekad melawan ketidakadilan lembaga keuangan internasional yang selama ini dikendalikan Barat.
Selama 70 tahun terakhir, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia telah menjadi pilar utama sistem ekonomi dunia. Kedua lembaga itu datang untuk menyelamatkan negara dalam kesulitan dan mendukung proyek-proyek pembangunan.
Namun, dominasi lembaga-lembaga Bretton Woods itu dikritik karena ketidakmampuan mereka mencerminkan pertumbuhan kontribusi dari negara berkembang utama bagi perekonomian global. (Baca: BRICS Resmi Dirikan Bank Bermarkas di Shanghai)
China, ekonomi terbesar kedua di dunia, hanya memiliki hak suara lebih sedikit daripada anggota IMF Italia, yang ekonominya lima kali lebih kecil. Sejak penciptaan mereka pada 1944, IMF dan Bank Dunia hanya dipimpin oleh Amerika dan Eropa.
"Reformasi pemerintahan global yang lebih luas menjadi terhenti, meskipun banyak komitmen yang dibuat oleh negara maju ke negara berkembang untuk memberikan peran yang lebih menonjol dalam lembaga keuangan internasional dan forum internasional lainnya," kata Eswar Prasad, profesor kebijakan perdagangan di Cornell University, yang juga mantan ahli IMF, seperti dilansir dari AFP.
Dalam konteks ini, peluncuran bank pembangunan dan dana cadangan darurat oleh BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan), tampaknya menjadi simbol dan upaya konkret untuk mengatasi ketidakadilan tersebut.
"Jika institusi yang ada melakukan pekerjaan mereka dengan sempurna, tidak akan perlu pergi ke kesulitan menciptakan sebuah bank baru dan dana baru," ujar Paulo Nogueira Batista, yang mewakili Brazil dan 10 negara lainnya di IMF.
Selama 70 tahun terakhir, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia telah menjadi pilar utama sistem ekonomi dunia. Kedua lembaga itu datang untuk menyelamatkan negara dalam kesulitan dan mendukung proyek-proyek pembangunan.
Namun, dominasi lembaga-lembaga Bretton Woods itu dikritik karena ketidakmampuan mereka mencerminkan pertumbuhan kontribusi dari negara berkembang utama bagi perekonomian global. (Baca: BRICS Resmi Dirikan Bank Bermarkas di Shanghai)
China, ekonomi terbesar kedua di dunia, hanya memiliki hak suara lebih sedikit daripada anggota IMF Italia, yang ekonominya lima kali lebih kecil. Sejak penciptaan mereka pada 1944, IMF dan Bank Dunia hanya dipimpin oleh Amerika dan Eropa.
"Reformasi pemerintahan global yang lebih luas menjadi terhenti, meskipun banyak komitmen yang dibuat oleh negara maju ke negara berkembang untuk memberikan peran yang lebih menonjol dalam lembaga keuangan internasional dan forum internasional lainnya," kata Eswar Prasad, profesor kebijakan perdagangan di Cornell University, yang juga mantan ahli IMF, seperti dilansir dari AFP.
Dalam konteks ini, peluncuran bank pembangunan dan dana cadangan darurat oleh BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan), tampaknya menjadi simbol dan upaya konkret untuk mengatasi ketidakadilan tersebut.
"Jika institusi yang ada melakukan pekerjaan mereka dengan sempurna, tidak akan perlu pergi ke kesulitan menciptakan sebuah bank baru dan dana baru," ujar Paulo Nogueira Batista, yang mewakili Brazil dan 10 negara lainnya di IMF.
(dmd)