Laba BRI Kuartal II/2014 Capai Rp11,72 T
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp11,72 triliun (bank only), atau naik sebesar 17.11% year on year di Triwulan II/2014.
Sekretaris Perusahaan BBRI Budi Satria mengatakan, kinerja positif bisnis perseroan tercermin dari pertumbuhan kredit yang mencapai 17,19% secara YoY. Dari Rp391,77 triliun pada triwulan II tahun lalu menjadi Rp459,13 triliun pada triwulan II ini.
"Pertumbuhan kredit tersebut juga dibarengi dengan prinsip kehati-hatian sehingga tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan – nett) dapat dijaga di level 0,57%," ujar Budi dalam siaran pers, Selasa (22/7/2014).
Dia mengatakan, segmen mikro juga terus membuahkan momentum pertumbuhan yang sangat positif. Kredit mikro BRI tumbuh sebesar 18,1% (yoy), meningkat dari Rp122,1 triliun di triwulan II tahun lalu menjadi sebesar Rp144,2 triliun.
Pertumbuhan kredit mikro bahkan melebihi pertumbuhan total kredit BRI sendiri. Selain peningkatan outstanding pinjaman, perseroan juga mencatatkan peningkatan jumlah debitur. Hingga akhir triwulan II/2014, jumlah debitur mikro BRI mencapai 6,9 juta orang.
"Kami terus lakukan pengembangan bisnis mikro, dengan menjangkau lebih banyak pengusaha kecil dan terdepan dalam usaha peningkatan financial inclusion di Indonesia," ujarnya.
Dari sisi pendanaan, BRI juga berhasil menumbuhkan likuiditas dengan penguatan Dana Pihak Ketiganya (DPK). Per Akhir triwulan II/2014 total Dana Pihak Ketiga BRI mencapai Rp488,45 triliun atau tumbuh 11,27% year on year, dengan kontribusi sumber dana murah (CASA) yang tetap dapat dijaga di level 57,3%.
Tidak hanya itu, pertumbuhan Tabungan (saving) BRI masih lebih tinggi bila dibanding dengan rata-rata industry, yakni 14,49% berbanding 10,12%.
Sekretaris Perusahaan BBRI Budi Satria mengatakan, kinerja positif bisnis perseroan tercermin dari pertumbuhan kredit yang mencapai 17,19% secara YoY. Dari Rp391,77 triliun pada triwulan II tahun lalu menjadi Rp459,13 triliun pada triwulan II ini.
"Pertumbuhan kredit tersebut juga dibarengi dengan prinsip kehati-hatian sehingga tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan – nett) dapat dijaga di level 0,57%," ujar Budi dalam siaran pers, Selasa (22/7/2014).
Dia mengatakan, segmen mikro juga terus membuahkan momentum pertumbuhan yang sangat positif. Kredit mikro BRI tumbuh sebesar 18,1% (yoy), meningkat dari Rp122,1 triliun di triwulan II tahun lalu menjadi sebesar Rp144,2 triliun.
Pertumbuhan kredit mikro bahkan melebihi pertumbuhan total kredit BRI sendiri. Selain peningkatan outstanding pinjaman, perseroan juga mencatatkan peningkatan jumlah debitur. Hingga akhir triwulan II/2014, jumlah debitur mikro BRI mencapai 6,9 juta orang.
"Kami terus lakukan pengembangan bisnis mikro, dengan menjangkau lebih banyak pengusaha kecil dan terdepan dalam usaha peningkatan financial inclusion di Indonesia," ujarnya.
Dari sisi pendanaan, BRI juga berhasil menumbuhkan likuiditas dengan penguatan Dana Pihak Ketiganya (DPK). Per Akhir triwulan II/2014 total Dana Pihak Ketiga BRI mencapai Rp488,45 triliun atau tumbuh 11,27% year on year, dengan kontribusi sumber dana murah (CASA) yang tetap dapat dijaga di level 57,3%.
Tidak hanya itu, pertumbuhan Tabungan (saving) BRI masih lebih tinggi bila dibanding dengan rata-rata industry, yakni 14,49% berbanding 10,12%.
(gpr)