Omzet Pembuat Kopiah di Garut Meningkat Tajam Selama Ramadan
A
A
A
GARUT - Ramadan adalah bulan penuh berkah. Seorang pembuat kopiah di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), dapat meraup untung puluhan juta rupiah per pekan selama Ramadan.
Dia adalah Uus, warga Kampung Barileuk, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut mengataka. Sejak menjelang Ramdan, omzet penjualannya terus meroket hingga 30% bila dibandingkan hari biasa.
"Setiap menjelang Ramadan, omzet naik sekitar 30%. Sementara saat Ramadan, omzet naik menjadi 80%. Permintaannya memang sangat tinggi," katanya, belum lama ini.
Dia menekuni bisnis peninggalan orang tuanya ini selama 10 tahun. Sejak saat itu, dia melakukan modifikasi pada berbagai jenis kopiah yang diciptakannya.
"Karena permintaan pasar, saya berusaha mengembangkan berbagai varian kopiah. Selama ini, saya sudah mengembangkan 10 varian kopiah," ujarnya.
Beberapa varian kopiah ini adalah kopiah An-Nur sablon, An-Nur rajutan, oval sablon, oval rajutan, hingga zamzam atau lebih dikenal dengan kopiah si madun. Harga per kodi berbagai jenis varian kopiah ini berbeda-beda tergantung jenisnya.
"Untuk kopiah jenis An-Nur sablon harganya Rp60.000 per kodi, An-Nur rajutan harganya Rp25.000 per kodi, kopiah oval sablon Rp70.000 per kodi, oval rajut Rp75.000 per kodi, sementara Zamzam atau si madun Rp80.000 per kodi," tutur dia.
Dalam satu hari, usahanya ini mampu memproduksi kopiah hingga 450 kodi. Tidak hanya di Kabupaten Garut, pemasaran berbagai jenis kopiah buatan Uus ini merambah sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jakarta, Surabaya, Jambi, Padang, hingga Makassar.
Dia adalah Uus, warga Kampung Barileuk, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut mengataka. Sejak menjelang Ramdan, omzet penjualannya terus meroket hingga 30% bila dibandingkan hari biasa.
"Setiap menjelang Ramadan, omzet naik sekitar 30%. Sementara saat Ramadan, omzet naik menjadi 80%. Permintaannya memang sangat tinggi," katanya, belum lama ini.
Dia menekuni bisnis peninggalan orang tuanya ini selama 10 tahun. Sejak saat itu, dia melakukan modifikasi pada berbagai jenis kopiah yang diciptakannya.
"Karena permintaan pasar, saya berusaha mengembangkan berbagai varian kopiah. Selama ini, saya sudah mengembangkan 10 varian kopiah," ujarnya.
Beberapa varian kopiah ini adalah kopiah An-Nur sablon, An-Nur rajutan, oval sablon, oval rajutan, hingga zamzam atau lebih dikenal dengan kopiah si madun. Harga per kodi berbagai jenis varian kopiah ini berbeda-beda tergantung jenisnya.
"Untuk kopiah jenis An-Nur sablon harganya Rp60.000 per kodi, An-Nur rajutan harganya Rp25.000 per kodi, kopiah oval sablon Rp70.000 per kodi, oval rajut Rp75.000 per kodi, sementara Zamzam atau si madun Rp80.000 per kodi," tutur dia.
Dalam satu hari, usahanya ini mampu memproduksi kopiah hingga 450 kodi. Tidak hanya di Kabupaten Garut, pemasaran berbagai jenis kopiah buatan Uus ini merambah sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jakarta, Surabaya, Jambi, Padang, hingga Makassar.
(gpr)