Pelabuhan Tanjung Emas Hanya Izinkan Kapal Besar Berlayar
A
A
A
SEMARANG - Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pelabuhan Tanjung Emas Semarang belum bisa memastikan kapan-kapal KM Kirana I dan Dharma Kencana III yang membawa sekitar 600 penumpang bisa kembali berlayar.
Hal itu dikarenakan sampai saat ini gelombang laut di perairan laut Jawa masih mencapai 3 meter lebih. Masih tingginya gelombang laut, yang mencapai 3 meter, hanya kapal-kapal besar seperti KM Leuser dan KM Egon milik PT Pelni.
Kepala KSOP Tanjung Emas Semarang Kapten Karolus G Sangadji mengatakan, sejauh ini pihaknya hanya bisa mengizinkan kapal-kapal besar untuk berlayar selebihnya tidak diizinkan.
"Infomasi dari BMKG gelombang masih mencapai 3 meter jadi hanya kapal besar yang bisa berlayar. Jadi untuk sementara sampai kondisi cuaca membaik, kapal-kapal kecil belum bisa berlayar untuk membawa penumpang," katanya, Rabu (6/8/2014).
Meski ada kapal yang tetap bisa menyeberang, namun para penumpang tidak lantas bisa beralih kapal. Pasalnya, kondisi penumpang sudah penuh.
"Ya, kalau memang masih ada tempat tidak masalah pindah kapal, tetapi kalau sudah penuh tetap harus menunggu atau menggunakan moda transportasi lain," ujarnya.
Sebab itu, kata Karolus, pihak operator kapal sudah mengembalikan 100% biaya pembelian tiket para penumpang. Sementar itu, terkait dengan kondisi arus balik menunju Kalimantan, hingga saat ini masih cukup sepi.
Dari empat kapal yang sudah berangkat menuju ke Kalimantan baru membawa kurang lebih 4.000 penumpang. Meskipun Lebaran sudah melebihi seminggu, namun biasanya arus balik melalui Pelabuhan Tanjung Emas baru akan kembali terasa setelah H+10 Lebaran.
"Kalau sekarang masih sepi, jadi meski ada cuaca kurang baik tidak banyak terjadi penumpukan penumpang," tandasnya.
Dia menjelaskan, jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi kapal laut, saat ini mengalami peningkatan 20%. Jika pada tahun lalu hanya mencapai sekitar 40 ribu penumpang sementara tahun ini hingga hari ini mencapai 75.057 Penumpang, yang terdiri 58.458 penumpang yang turun dan 16.629 penumpang yang naik.
Penumpang tersebut berasal Banjarmasin, Sampit, Kumai, Ketapang, Pontianak, dan Batulicin, dengan total penyebrangan mencapai 45 kali penyeberangan.
"Penumpang paling banyak mendominasi asal Kumai yang mencapai 23.657 dan sampit yang mencapai 18.746. Pasalnya di dua daerah itu memang banyak warga Jawa Tengah dan sekitarnya bekerja di perkebunan. Tujuan Pontianak juga cukup banyak yakni mencapai 11.843 penumpang," ungkapnya.
Sementara, meski menunggu tanpa kepastian sebagian penumpang tetap memilih bertahan dan sebagian lagi memilih kembali ke kampung halaman mereka, sembari menunggu kabar dari pihak pelabuhan.
"Sebenarnya saya mau menunggu, tapi ternyata setelah ditunggu sejak kemarin (5/8), sampai sekarang kondisi cuaca tidak kunjung membaik, jadi saya ini mau pulang dulu, mungkin pekan depan baru kembali lagi," kata Antok salah seorang calon penumpang Asal Grobogan.
Berbeda dengan Antok, Penumpang lain Sukron, Asal Kebumen mengaku lebih memilih menunggu di Pelabuhan. Dia menilai, dari pada kembali pulang ke kampung halamannya cukup jauh dan memakan biaya banyak.
"Ya mau bagaimana lagi, dari pada pulang malah bolak-balik belum lagi ongkos pulangnya," ujarnya.
Hal itu dikarenakan sampai saat ini gelombang laut di perairan laut Jawa masih mencapai 3 meter lebih. Masih tingginya gelombang laut, yang mencapai 3 meter, hanya kapal-kapal besar seperti KM Leuser dan KM Egon milik PT Pelni.
Kepala KSOP Tanjung Emas Semarang Kapten Karolus G Sangadji mengatakan, sejauh ini pihaknya hanya bisa mengizinkan kapal-kapal besar untuk berlayar selebihnya tidak diizinkan.
"Infomasi dari BMKG gelombang masih mencapai 3 meter jadi hanya kapal besar yang bisa berlayar. Jadi untuk sementara sampai kondisi cuaca membaik, kapal-kapal kecil belum bisa berlayar untuk membawa penumpang," katanya, Rabu (6/8/2014).
Meski ada kapal yang tetap bisa menyeberang, namun para penumpang tidak lantas bisa beralih kapal. Pasalnya, kondisi penumpang sudah penuh.
"Ya, kalau memang masih ada tempat tidak masalah pindah kapal, tetapi kalau sudah penuh tetap harus menunggu atau menggunakan moda transportasi lain," ujarnya.
Sebab itu, kata Karolus, pihak operator kapal sudah mengembalikan 100% biaya pembelian tiket para penumpang. Sementar itu, terkait dengan kondisi arus balik menunju Kalimantan, hingga saat ini masih cukup sepi.
Dari empat kapal yang sudah berangkat menuju ke Kalimantan baru membawa kurang lebih 4.000 penumpang. Meskipun Lebaran sudah melebihi seminggu, namun biasanya arus balik melalui Pelabuhan Tanjung Emas baru akan kembali terasa setelah H+10 Lebaran.
"Kalau sekarang masih sepi, jadi meski ada cuaca kurang baik tidak banyak terjadi penumpukan penumpang," tandasnya.
Dia menjelaskan, jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi kapal laut, saat ini mengalami peningkatan 20%. Jika pada tahun lalu hanya mencapai sekitar 40 ribu penumpang sementara tahun ini hingga hari ini mencapai 75.057 Penumpang, yang terdiri 58.458 penumpang yang turun dan 16.629 penumpang yang naik.
Penumpang tersebut berasal Banjarmasin, Sampit, Kumai, Ketapang, Pontianak, dan Batulicin, dengan total penyebrangan mencapai 45 kali penyeberangan.
"Penumpang paling banyak mendominasi asal Kumai yang mencapai 23.657 dan sampit yang mencapai 18.746. Pasalnya di dua daerah itu memang banyak warga Jawa Tengah dan sekitarnya bekerja di perkebunan. Tujuan Pontianak juga cukup banyak yakni mencapai 11.843 penumpang," ungkapnya.
Sementara, meski menunggu tanpa kepastian sebagian penumpang tetap memilih bertahan dan sebagian lagi memilih kembali ke kampung halaman mereka, sembari menunggu kabar dari pihak pelabuhan.
"Sebenarnya saya mau menunggu, tapi ternyata setelah ditunggu sejak kemarin (5/8), sampai sekarang kondisi cuaca tidak kunjung membaik, jadi saya ini mau pulang dulu, mungkin pekan depan baru kembali lagi," kata Antok salah seorang calon penumpang Asal Grobogan.
Berbeda dengan Antok, Penumpang lain Sukron, Asal Kebumen mengaku lebih memilih menunggu di Pelabuhan. Dia menilai, dari pada kembali pulang ke kampung halamannya cukup jauh dan memakan biaya banyak.
"Ya mau bagaimana lagi, dari pada pulang malah bolak-balik belum lagi ongkos pulangnya," ujarnya.
(izz)