Jateng Bidik Pasar Afrika Selatan
A
A
A
SEMARANG - Afrika Selatan diharapkan bisa menjadi pasar baru bagi ekspor produk-produk unggulan dari Jawa Tengah (Jateng). Oleh sebab itu, promisi gencar dilakukan untuk mengenalkan produk Jateng.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng Petrus Edison Amabarura mengungkapkan, usaha untuk membidik pasar baru di Afrika Selatan salah satunya dilakukan dengan mengirimkan enam perwakilan usaha untuk mengikuti pameran di Decorex 2014 di Johannesburg Afrika Selatan.
“Ekspor produk-produk Jateng selama ini tujuan utamanya adalah Jepang, Amerika dan China. Oleh karena itu, kami ingin memperluas pasar ekspor sampai ke Afrika,” katanya, Minggu (10/8/2014).
Dia menjelaskan, dalam pameran tersebut unit usaha yang dikirimkan, yakni Indonesia Culture Product Jepara dengan produk handicraft, Radiant Suryatama Jepara dengan produk kaligrafi dan tenun, Andatu Jati Arjuna Solo produk handicraft dan furniture berbahan olahan kayu jati bekas, serta Sasana Antik dari Rembang dengan produk furtnitur berbahan olahan kayu jati bekas.
“Produk dari Jateng cukup dimintai terbukti sudah mampu mencatat transaksi USD13.339 dan pemesanan USDD195.000. Hal ini menunjukan Arfika Selatan bisa menjadi pasar baru untuk ekspor produk-produk kita,” ujar dia.
Dia mengaku, meskipun yang dikirim ke pameran tersebut adalah produk furniture, namun tidak menutup kemungkinan, produk lain juga diminati. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mempromosikan produk-produk ungguan Jateng ke pasar internasional dan berharap para pelaku usaha memperluas pasarnya ke negara lain.
Edison menegaskan, dengan terus memperluas pasar ekspor ke berbagai negara, produk-produk ekspor Jateng diharapkan tidak berdampak pada gejolak politik dari negara tujuan ekspor.
Terkait dengan gejolak yang terjadi di Timur Tengah, Edison melihat bahwa ekspor Jateng tidak terpengaruh sama sekali, mengingat negara-negara di kawasan Timur Tengah bukan negara utama ekspor Jateng.
”Memang ada ekspor ke timur tengah tetapi tidak banyak, jadi tidak begitu ada pengaruhnya,” tandasnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, produk ekspor Jateng selama ini masih didominasi produk tekstil dan produk kayu dan barang dari kayu.
“Semester I/2014 ekspor produk tekstil mencapai USD189 juta, kemudian disusul produk kayu senilai USD92 juta,“ kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamachsyari.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng Petrus Edison Amabarura mengungkapkan, usaha untuk membidik pasar baru di Afrika Selatan salah satunya dilakukan dengan mengirimkan enam perwakilan usaha untuk mengikuti pameran di Decorex 2014 di Johannesburg Afrika Selatan.
“Ekspor produk-produk Jateng selama ini tujuan utamanya adalah Jepang, Amerika dan China. Oleh karena itu, kami ingin memperluas pasar ekspor sampai ke Afrika,” katanya, Minggu (10/8/2014).
Dia menjelaskan, dalam pameran tersebut unit usaha yang dikirimkan, yakni Indonesia Culture Product Jepara dengan produk handicraft, Radiant Suryatama Jepara dengan produk kaligrafi dan tenun, Andatu Jati Arjuna Solo produk handicraft dan furniture berbahan olahan kayu jati bekas, serta Sasana Antik dari Rembang dengan produk furtnitur berbahan olahan kayu jati bekas.
“Produk dari Jateng cukup dimintai terbukti sudah mampu mencatat transaksi USD13.339 dan pemesanan USDD195.000. Hal ini menunjukan Arfika Selatan bisa menjadi pasar baru untuk ekspor produk-produk kita,” ujar dia.
Dia mengaku, meskipun yang dikirim ke pameran tersebut adalah produk furniture, namun tidak menutup kemungkinan, produk lain juga diminati. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mempromosikan produk-produk ungguan Jateng ke pasar internasional dan berharap para pelaku usaha memperluas pasarnya ke negara lain.
Edison menegaskan, dengan terus memperluas pasar ekspor ke berbagai negara, produk-produk ekspor Jateng diharapkan tidak berdampak pada gejolak politik dari negara tujuan ekspor.
Terkait dengan gejolak yang terjadi di Timur Tengah, Edison melihat bahwa ekspor Jateng tidak terpengaruh sama sekali, mengingat negara-negara di kawasan Timur Tengah bukan negara utama ekspor Jateng.
”Memang ada ekspor ke timur tengah tetapi tidak banyak, jadi tidak begitu ada pengaruhnya,” tandasnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, produk ekspor Jateng selama ini masih didominasi produk tekstil dan produk kayu dan barang dari kayu.
“Semester I/2014 ekspor produk tekstil mencapai USD189 juta, kemudian disusul produk kayu senilai USD92 juta,“ kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamachsyari.
(rna)