Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg Ancam Pasokan 3 Kg

Kamis, 14 Agustus 2014 - 16:12 WIB
Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg Ancam Pasokan 3 Kg
Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg Ancam Pasokan 3 Kg
A A A
BANTUL - Kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram (kg) mengancam ketersediaan gas melon 3 kg di Bantul. Pasalnya, dengan adanya kenaikan harga 12 kg tersebut dapat dipastikan akan terjadi migrasi (perpindahan) konsumsi ke gas melon. Akibatnya, kuota gas 3 kg di Bantul akan tergerus oleh mereka.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul, Sulistyanto mengatakan, belajar dari pengalaman kenaikan sebelumnya, pola konsumsi gas 12 kg akan beralih ke gas lain yang lebih murah. Sama seperti kenaikan sebelumnya, banyak pengguna gas 12 kg yang beralih ke 3 kg.

"Pasti ada yang beralih, sehingga terjadi kenaikan permintaan gas bersubsidi," paparnya, Kamis (14/8/2014).

Menurut Sulis, ia tidak bisa memperkirakan seberapa besar peralihan tersebut. Karena hal tersebut bergantung pada besaran dari kenaikan itu sendiri. Semakin besar kenaikan tersebut maka yang melakukan migrasi ke gas melon juga semakin besar.

Sulis menambahkan, dengan kondisi saat ini, persediaan gas 3 kg di Bantul masih aman. Aman, asalkan peralihan konsumsi tersebut hanya terjadi di konsumen rumah tangga.

Namun jika konsumen non rumah tangga seperti hotel, restoran dan sektor transportasi (Horeka), maka persediaan gas 3 kg di Bantul akan terancam. "Dengan pasokan sebanyak 21 ribu perhari, masih aman," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya kini mewaspadai kemungkinan beralihnya konsumen 12 kg yang seharusnya tidak berhak. Pihaknya akan melakukan pengetatan pengawasan terhadap keberadaan Horeka. Apalagi mereka sebelumnya sudah ada yang melakukan penyelewengan.

"Dalam razia sebelumnya, ada dua hotel yang kami tegur karena menggunakan gas 3 kg. Ke depan, kami akan semakin ketat melakukan pengawasan," tandasnya.

Pemilik pangkalan gas Bantul Jaya, Nurjayati memastikan akan banyak konsumen gas 12 kg ke 3 kg. Akibatnya, omzet penjualan gas non subsidi tersebut akan menurun drastis, bahkan sama sekali tidak ada. Karena berdasarkan pengalaman kenaikan sebelumnya, terjadi penurunan omzet cukup banyak.

"Dulu itu saya bisa jual 70-80 tabung 12 kg perhari. Sekarang 30 tabung saja tidak habis, apalagi kalau naik. Saya jamin, seribu persen konsumen 12 kg akan beralih ke 3 kg," tandasnya.

Menurutnya, tidak mungkin baik pemerintah maupun Pertamina melakukan pengawasan terhadap hotel dan restoran. Selain tidak ada personil yang melakukan pengawasan, pengawasan tersebut tidak akan efektif. Kebijakan pengawasan apapun dari pemerintah pasti akan disiasati oleh masyarakat.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6703 seconds (0.1#10.140)