Pertumbuhan Ekonomi Zona Euro Kuartal Kedua 0%
A
A
A
BRUSSELS - Pertumbuhan ekonomi Zona Euro terhenti pada kuartal kedua (Q2) tahun ini, teriris kontraksi di Jerman dan stagnasi di Prancis.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 0%, yang dilansir kantor statistik Eurostat sebagai peringatan bagi politisi dan pembuat kebijakan di 18 negara mata uang tunggal euro, yang sudah menguatkan dampak dari sanksi terhadap Rusia atas Ukraina.
Jerman, ekonomi terbesar di Eropa mengalami kontraksi sebesar 0,2% pada kuartal tersebut, meremehkan perkiraan Bundesbank yang memprediksi akan terjadi stagnasi, dengan perdagangan luar negeri dan investasi berada di titik lemah.
Atas begitu banyaknya ketidakpastian seputar Rusia dan Ukraina, rebound cepat menjadi hal yang tidak mungkin.
"Angka hari ini menunjukkan kemajuan masih terlalu lemah untuk menahan guncangan eksternal, yang berarti bahwa pertumbuhan PDB mungkin tetap terjebak dalam mode stop-and-go," kata Peter Vanden Houte, kepala ekonom Zona Euro di ING, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/8/2014).
Prancis bernasib sedikit lebih baik, terjadi stagnasi pada dua kuartal berturut-turut. Namun, hal ini memaksa pemerintah menghadapi kenyataan, dengan mengatakan akan kehilangan target defisit anggaran lagi tahun ini dan memotong perkiraan pertumbuhan pada 2014 menjadi 1%.
Italia, ekonomi terbesar ketiga di Zona Euro, tergelincir kembali ke dalam resesi untuk ketiga kalinya sejak 2008 pada kuartal kedua, menyusut 0,2% dan menekan Perdana Menteri Matteo Renzi untuk menyelesaikan reformasi struktural yang dijanjikan.
Negara-negara Zona Euro lain sedikit lebih kuat. Belanda kontraksi pertama sebesar 0,5%, Austria naik 0,2% dan Finlandia menempatkan resesi singkat dengan meraih tambahan pertumbuhan 0,1%.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 0%, yang dilansir kantor statistik Eurostat sebagai peringatan bagi politisi dan pembuat kebijakan di 18 negara mata uang tunggal euro, yang sudah menguatkan dampak dari sanksi terhadap Rusia atas Ukraina.
Jerman, ekonomi terbesar di Eropa mengalami kontraksi sebesar 0,2% pada kuartal tersebut, meremehkan perkiraan Bundesbank yang memprediksi akan terjadi stagnasi, dengan perdagangan luar negeri dan investasi berada di titik lemah.
Atas begitu banyaknya ketidakpastian seputar Rusia dan Ukraina, rebound cepat menjadi hal yang tidak mungkin.
"Angka hari ini menunjukkan kemajuan masih terlalu lemah untuk menahan guncangan eksternal, yang berarti bahwa pertumbuhan PDB mungkin tetap terjebak dalam mode stop-and-go," kata Peter Vanden Houte, kepala ekonom Zona Euro di ING, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/8/2014).
Prancis bernasib sedikit lebih baik, terjadi stagnasi pada dua kuartal berturut-turut. Namun, hal ini memaksa pemerintah menghadapi kenyataan, dengan mengatakan akan kehilangan target defisit anggaran lagi tahun ini dan memotong perkiraan pertumbuhan pada 2014 menjadi 1%.
Italia, ekonomi terbesar ketiga di Zona Euro, tergelincir kembali ke dalam resesi untuk ketiga kalinya sejak 2008 pada kuartal kedua, menyusut 0,2% dan menekan Perdana Menteri Matteo Renzi untuk menyelesaikan reformasi struktural yang dijanjikan.
Negara-negara Zona Euro lain sedikit lebih kuat. Belanda kontraksi pertama sebesar 0,5%, Austria naik 0,2% dan Finlandia menempatkan resesi singkat dengan meraih tambahan pertumbuhan 0,1%.
(dmd)