Ini yang Harus Diperbaiki di Sektor Perdagangan

Jum'at, 15 Agustus 2014 - 14:02 WIB
Ini yang Harus Diperbaiki...
Ini yang Harus Diperbaiki di Sektor Perdagangan
A A A
JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyampaikan, untuk pemerintahan baru mendatang, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dari sektor perdagangan.

"Saya kira yang penting itu adalah menjaga momentum. Ada bebrapa hal yang perlu diperbaiki, kalau ada yang salah. Dari sudut perdagangan ada dua hal yang kita ambil pelajaran," ujar dia di di gedung MPR DPR Jakarta, Jumat (15/8/2014).

Pertama, ujar dia, perdagangan Indonesia itu sudah semakin maju, canggih dan advanced baik dalam institusi dalam sistem juga mekanisme dalam melakukan nego.

"Bagaimana kita berhubungan dengan pasar utama sekarang tidak lagi sederhana sekedar jualan beli barang. Tapi jadi lebih complicated. Keberhasilan kita menjadi tuan rumah WTO, misalnya itu, membuat Indonesia semakin terpandang dan memberikan harapan besar dari banyak negara," ujarnya.

Indonesia bisa memberikan contoh bagaimana mengelola perdagangan internasional lebih baik. "Saya berharap yang sudah dicapai jangan diturunkan tingkat advancement-nya, tingkat di mana kita sudah bisa berperan itu tadi," ujarnya.

Kedua, lanjut dia, apa yang sudah dirintis Kabinet Indonesia Bersatu jilid II tertutama dengan strategi peningkatan nilai tambah itu, kemudian coba memperdalam pasar ekspor dan dalam negeri, sebagian belum berhasil. Masih berlanjut prosesnya.

"Mudah-mudahan ini bisa dilanjutkan. Karena tinggal setahun dua tahun lagi kita akan mendapatkan hasilnya dengan cukup signifikan. Termasuk misalnya UU Minerba itu hilirisasinya dapatnya bukan sekarang tapi mungkin 2015-2016 baru kelihatan dampaknya di ekspor. Jadi saya kira ini jadi harapan dari kami yang selama ini ikut terlibat di pemerintahan kami untuk pemerintahan yang akan datang," ujar dia.

Bayu menambahkan, yang lebih mendesak di masa datang, dan yang sedang digulirkan adalah masalah suplai respon.

"Ini yang ngomong pertama kali pak Gita Wirjawan. Permintaan kita meningkat dengan sangat besar, tumbuh luar biasa. Suplai respon domestiknya ini bukan masalah tutup menutup buka membuka impornya tapi bagaimana sistem produksi kita mampu merespon meningkatkan, dengan berkembangnya suplai yang sesuai. Ini yang akan menjadi tantangan berat," tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8936 seconds (0.1#10.140)