OJK: Kondisi Pasar Modal Juli Menguat
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat perkembangan indikator pasar keuangan domestik pada Juli secara month to month (mtm) meliputi Indeks Harga Saham gabungam (IHSG), nilai tukar rupiah dan yield SBN yang mengalami penguatan.
IHSG menguat 4,31% secara mtm, penguatan tersebut juga dilatarbelakangi sentimen positif global dan regional.
Sementara, rupiah mengalami apresiasi 2,33%, penguatan dilatarbelakangi perkembangan politik, seiring perbaikan persepsi risiko. Yield SBN mengalami penurunan rata-rata 20 bps.
"Net buy asing selama Juli tercatat sebesar Rp13,07 triliun atau mengalami peningkatan Rp3,57 triliun dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut menjadikan komposisi kepemilikan asing di saham per Juli menjadi 64,74% meningkat sebesar 0,74% dari bulan sebelumnya," terang Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB OJK Lucky FA Hadibrata dalam rilisnya, Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Pada SBN net buy asing sebesar Rp14,67 triliun meningkat Rp8,24 triliun dari Juni, komposisi kepemilikan asing di SBN sebesar 36,33% meningkat 0,67% dari bulan sebelumnya.
Perkembangan sektor jasa keuangan, secara umum menunjukkan kondisi yang baik, permodalan perbankan tergolong tinggi, dengan level CAR 19,46% yang didominasi dari komponen modal inti (Tier 1).
Sementara, rentabilitas tergolong stabil dan memadai tercermin dari indikator ROA yang relatif stabilposisi Juni 2014 sebesar 3,02%. Untuk rasio BO/PO menunjukkan penurunan dari 76,20% per Mei menjadi 75,45% pada Juni.
Kondisi Pasar Modal menguat pada Juli, diikuti peningkatan NAB reksa dana sebesar Rp212,79 triliun, meningkat Rp2,81 triliun (1,34%) dari bulan sebelumnya, terdapat net redemption sebesar Rp3,36 triliun namun teroffset oleh peningkatan nilai portfolio investasi sebesar Rp6,17 triliun.
Tercatat, nilai investasi Dana Pensiun per Juni tercatat sebesar Rp168,32 triliun meningkat 0,86% dibanding bulan sebelumnya.
Aset industri asuransi tercatat Rp621,57 triliun pada triwulan I dengan nilai investasi tercatat Rp505 triliun.
Dia mengatakan, pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan mengalami perlambatan walaupun tetap meningkat.
Sedangkan aset perusahaan pembiayaan tercatat sebesar Rp412,75 triliun dan piutang pembiayaan sebesar Rp360,93 triliun, perlambatan pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh naiknya tingkat suku bunga perbankan. Sehingga memengaruhi suku bunga pembiayaan yang disalurkan.
IHSG menguat 4,31% secara mtm, penguatan tersebut juga dilatarbelakangi sentimen positif global dan regional.
Sementara, rupiah mengalami apresiasi 2,33%, penguatan dilatarbelakangi perkembangan politik, seiring perbaikan persepsi risiko. Yield SBN mengalami penurunan rata-rata 20 bps.
"Net buy asing selama Juli tercatat sebesar Rp13,07 triliun atau mengalami peningkatan Rp3,57 triliun dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut menjadikan komposisi kepemilikan asing di saham per Juli menjadi 64,74% meningkat sebesar 0,74% dari bulan sebelumnya," terang Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB OJK Lucky FA Hadibrata dalam rilisnya, Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Pada SBN net buy asing sebesar Rp14,67 triliun meningkat Rp8,24 triliun dari Juni, komposisi kepemilikan asing di SBN sebesar 36,33% meningkat 0,67% dari bulan sebelumnya.
Perkembangan sektor jasa keuangan, secara umum menunjukkan kondisi yang baik, permodalan perbankan tergolong tinggi, dengan level CAR 19,46% yang didominasi dari komponen modal inti (Tier 1).
Sementara, rentabilitas tergolong stabil dan memadai tercermin dari indikator ROA yang relatif stabilposisi Juni 2014 sebesar 3,02%. Untuk rasio BO/PO menunjukkan penurunan dari 76,20% per Mei menjadi 75,45% pada Juni.
Kondisi Pasar Modal menguat pada Juli, diikuti peningkatan NAB reksa dana sebesar Rp212,79 triliun, meningkat Rp2,81 triliun (1,34%) dari bulan sebelumnya, terdapat net redemption sebesar Rp3,36 triliun namun teroffset oleh peningkatan nilai portfolio investasi sebesar Rp6,17 triliun.
Tercatat, nilai investasi Dana Pensiun per Juni tercatat sebesar Rp168,32 triliun meningkat 0,86% dibanding bulan sebelumnya.
Aset industri asuransi tercatat Rp621,57 triliun pada triwulan I dengan nilai investasi tercatat Rp505 triliun.
Dia mengatakan, pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan mengalami perlambatan walaupun tetap meningkat.
Sedangkan aset perusahaan pembiayaan tercatat sebesar Rp412,75 triliun dan piutang pembiayaan sebesar Rp360,93 triliun, perlambatan pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh naiknya tingkat suku bunga perbankan. Sehingga memengaruhi suku bunga pembiayaan yang disalurkan.
(izz)