40% Bibit Sawit di Kaltim Diduga Palsu

Senin, 18 Agustus 2014 - 12:39 WIB
40% Bibit Sawit di Kaltim...
40% Bibit Sawit di Kaltim Diduga Palsu
A A A
SAMARINDA - Dinas Perkebunan Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengingatkan masyarakat pekebun sawit untuk tidak tertipu dengan beredarnya bibit kelapa sawit palsu. Sesuai data Badan Intelejen Negara (BIN), telah beredar bibit palsu di wilayah Sumatera dan Kalimantan sekitar 40%.

“Informasi ini ini membuat kami lebih aktif mengawasi peredaran bibit di Kaltim,” kata Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Etnawati, Senin (18/8/2014).

Gencarnya Pemprov Kaltim melalui kebijakan Gubernur Awang Faroek Ishak untuk meneruskan pembangunan subsektor perkebunan untuk komoditi kelapa sawit dari satu juta hektar menjadi 2,4 juta hektar pada 2018 dikhawatirkan memicu peredaran bibit sawit palsu. Untuk itu para pekebun untuk lebih teliti dan tidak tertipu.

Etnawati menjelaskan, sejak 2012 hingga saat ini sudah sekitar 551 ribu bibit palsu atau bibit yang tanpa memiliki sertifikat resmi dari sumber benih yang dimusnahkan. Diduga masih banyak yang beredar maupun ditangkar oleh pelaku tidak bertangungjawab.

Pemusnahan terbesar yaitu di wilayah Nunukan untuk bibit sawit yang diindikasikan berasal dari Malaysia sebanyak 514 ribu bibit pada tahun 2013 dan pemusnahan yang baru dilakukan di wilayah Desa Petangis Kabupaten Paser sebanyak 12 ribu bibit.

Selisih harga bibit bersertifikat dari sumber benih yang ditunjuk pemerintah melalui Kementerian Pertanian dengan bibit palsu sangat mencolok. Misalnya, harga resmi Rp7.500 per bibit. Sedangkan bibit palsu hanya di kisaran Rp5 ribu.

Menurut Etnawati, peluang-peluang usaha untuk subsektor perkebunan untuk tanaman sawit saat ini memberikan celah bagi oknum tidak bertanggungjawab untuk memperjualbelikan bibit sawit illigitim atau palsu. Dinas Perkebunan Kaltim terus menyosialisasikan pentingnya para petani pekebun termasuk perusahaan swasta untuk membeli bibit sawit yang berasal dari sumber benih resmi pemerintah.

“Kerugian sangat besar akan ditanggung petani pekebun maupun pihak perusahaan apabila terlanjur membeli bibit illigitim. Sebab produksi rendah dengan kurun waktu puluhan tahun bahkan kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah,” kata Etnawati.

Sebaiknya, tambahnya, petani maupun perusahaan swasta yang kan membeli bibit sawit berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan Kaltim selaku instansi teknis yang diberi kewenangan untuk pengembangan tanaman perkebunan.

Disebutkan selama periode Januari-April 2014, Dinas Perkebunan Kaltim melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengawasan Benih Perkebunan (PBP) telah melakukan sertifikasi terhadap 453.285 kecambah kelapa sawit.
(gpr)
Berita Terkait
Komitmen YIDH Dukung...
Komitmen YIDH Dukung Pelaksanaan Peta Jalan Menuju Sawit Berkelanjutan di Aceh
Aspekpir Kolaborasi...
Aspekpir Kolaborasi Buat Film Dokumenter Desa Transmigrasi Sawit
Wujudkan Perkebunan...
Wujudkan Perkebunan Berkelanjutan, SPKS Dorong Kemitraan Usaha dengan Petani
Perkebunan Sawit Berkelanjutan...
Perkebunan Sawit Berkelanjutan Tumbuhkan Ekonomi Desa Terpencil
Pengolahan yang Baik...
Pengolahan yang Baik Jadikan Limbah Cair Pabrik Sawit Bernilai Ekonomi Tinggi
Sejumlah Masalah yang...
Sejumlah Masalah yang Bikin Pengusaha Sawit dan Masyarakat Tidak Akur
Berita Terkini
Kejar Pertumbuhan Ekonomi...
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Butuh Konektivitas Andal
5 jam yang lalu
Dampak Perang Dagang,...
Dampak Perang Dagang, DPR Dorong Impor Gas Penuhi Kebutuhan Industri
6 jam yang lalu
3 Fakta Menarik Singapore...
3 Fakta Menarik Singapore Airlines, Beri Bonus Fantastis 8 Kali Gaji dalam Setahun
8 jam yang lalu
Benahi Truk ODOL, Aptrindo:...
Benahi Truk ODOL, Aptrindo: Jangan Sampai Omon-omon, Harus Ada Roadmap Jelas
8 jam yang lalu
Sanksi AS Gagal Runtuhkan...
Sanksi AS Gagal Runtuhkan Moskow, Rusia Catat Pertumbuhan Ekonomi 4,1%
9 jam yang lalu
Scooter Prix dan Pertamina...
Scooter Prix dan Pertamina Mandalika Racing Series Bisa Menjadi Katalisator Ekonomi
9 jam yang lalu
Infografis
10 Negara Penghasil...
10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Termasuk Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved