Apindo: Lokasi Pembangunan Pelabuhan Cilamaya Tepat‪

Selasa, 19 Agustus 2014 - 15:10 WIB
Apindo: Lokasi Pembangunan...
Apindo: Lokasi Pembangunan Pelabuhan Cilamaya Tepat‪
A A A
BANDUNG - Pembangunan pelabuhan Cilamaya dinilai sudah pada lokasi yang tepat. Pasalnya, meskipun berdekatan dengan pertambangan minyak dan gas (migas), lokasi pembangunan saat ini sudah sesuai dengan tata ruang yang direncanakan.

Demikian dikatakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat Deddy Widjaja kepada wartawan, Selasa (19/8/2014).

Deddy meminta pemerintah agar tetap membangun Pelabuhan Cilamaya di lokasi saat ini. Seperti diketahui, ada lima sumur milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ tidak bisa dieksplorasi dan diproduksi, akibat bersinggungan dengan menjadi jalur lalu-lintas kapal ke pelabuhan.

"Pertambangan migas harus diselamatkan, tapi lokasi pembangunan pelabuhan tak usah dipindahkan ke lokasi yang lain. Lokasi (pembangunan) pelabuhan bisa bergeser sekitar satu kilometer ke arah Timur maupun Barat. Dengan begitu, antara pembangunan pelabuhan dan pertambangan migas tidak saling mengganggu," ujarnya.

Menurutnya, pemindahan lokasi pembangunan Pelabuhan Cilamaya akan memakan waktu lama dan tidak menutup kemungkinan tidak terealisasi (pembangunan pelabuhan di lokasi baru).

Pasar bebas ASEAN sudah menganga di depan mata, di mana keperluan aktivitas bongkar muat untuk ekspor dan impor mendesak direalisasikan.

"Kita tidak bisa menutup mata, terjadi tumpang tindih antara pembangunan Pelabuhan Cilamaya dengan adanya pertambangan migas. Namun, hal ini tidak juga lantas dijadikan masalah yang demikian besar untuk menghambat proyek ini. Lokasi pembangunan masih bisa digeser ke sebelah Timur atau Barat," jelasnya.

Deddy mengatakan, kajian secara optimal terkait pembangunan Pelabuhan Cilamaya ini sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari dan sudah masuk tata ruang. Saat ini tinggal merealisasikan pembangunan pelabuhan yang akan banyak manfaatnya ini.

Pemerintah, menurutnya, harus segera mengambil keputusan bijaksana terkait lokasi pembangunan pelabuhan karena mendesak. Apakah akan tetap dilaksanakan di lokasi saat ini atau di lokasi baru yang belum tentu representatif.

"Pengalihan lokasi pembangunan bukan solusi tepat. Kasihan juga, pembangunan sudah dirancang sedemikian rupa. Kalau dialihkan khawatir rancangannya tidak cocok untuk lokasi yang baru, dan malah membutuhkan waktu lagi untuk merancang ulang. Meskipun untuk pembiayaan, direncanakan seluruhnya ditanggung JICA," tutur dia.

Dijelaskan Deddy, dampak belum adanya keputusan dari pemerintah ini di antaranya kepastian para investor untuk menanamkan modalnya atau tidak, karena masih menunggu pembangunan pelabuhan.

"Sebagian besar (investor) masih menunggu kepastian pembangunan pelabuhan lain selain pelabuhan Tanjung Priok karena sudah tidak efisien lagi. Pelabuhan Cilamaya ini sangat potensial. Sebab, jika harus melalui pelabuhan Tanjung Priok sangat sulit dan memakan waktu lama," katanya.

Maka, kebutuhan pembangunan Pelabuhan Cilamaya sangat mendesak. Karenanya harus segera direalisasikan dalam waktu dekat. Apalagi, ada rencana pengembangan industri di wilayah Jabar seperti di Majalengka sebagai sentra padat karya dan Karawang sebagai padat modal.

"(Pelabuhan) Tanjung Priok sudah overload, aktivitas bongkar muat tidak mungkin semuanya dilakukan di sana. Apalagi kalau sudah ada aktivitas tambahan akibat dari pengembangan kawasan industri. Makanya harus ada pelabuhan lain yang representatif untuk menyangga Tanjung Priok," kata dia.

Apalagi, lanjut Deddy, pembangunan infrastruktur penunjang aktivitas industri di wilayah pengembangan industri di Jabar saat ini hampir dirampungkan seperti pembangunan tol Cikampek-Palimanan (Cipali) dan Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).

"Pemerintah harus mengambil kebijakan dalam waktu dekat ini kalau tidak ingin aktivitas industri terhambat," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0597 seconds (0.1#10.140)