Dahlan Kantongi Tiga Nama Calon Dirut Pertamina
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku telah mengantongi tiga nama untuk dicalonkannya sebagai pengganti Karen Agustiawan, yang mengundurkan diri sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero).
Namun dia mengaku tidak akan mengumumkannya saat ini, dan masih akan menunggu putusan sidang Mahkamah Konstitusi (MK) perihal rekapitulasi suara Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.
"Belum (Dirut Pertamina) masih nunggu sidang Mahkamah Konstitusi (MK), baru nanti," terang dia ketika ditemui di kantor pusat PT Taspen, Jakarta, Kamis (21/8/2014).
Lebih lanjut dia berharap, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat berunding dengan Presiden terpilih terkait usulan untuk calon orang nomor satu di BUMN minyak dan gas (Migas) tersebut.
"Nanti saya berharap bapak Presiden melakukan komunikasi dengan Presiden terpilih untuk merundingkan," ucap dia.
Dia mengaku menginginkan yang Menjadi Dirut Pertamina adalah seseorang yang berintegritas. Sebab pintar saja tidak cukup untuk memimpin sebuah perusahaan besar sekelas Pertamina.
"Nomor satu integritas yang lebih bagus, kalau pintar semua sudah pintar," tukas dia.
Namun dia mengaku tidak akan mengumumkannya saat ini, dan masih akan menunggu putusan sidang Mahkamah Konstitusi (MK) perihal rekapitulasi suara Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.
"Belum (Dirut Pertamina) masih nunggu sidang Mahkamah Konstitusi (MK), baru nanti," terang dia ketika ditemui di kantor pusat PT Taspen, Jakarta, Kamis (21/8/2014).
Lebih lanjut dia berharap, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat berunding dengan Presiden terpilih terkait usulan untuk calon orang nomor satu di BUMN minyak dan gas (Migas) tersebut.
"Nanti saya berharap bapak Presiden melakukan komunikasi dengan Presiden terpilih untuk merundingkan," ucap dia.
Dia mengaku menginginkan yang Menjadi Dirut Pertamina adalah seseorang yang berintegritas. Sebab pintar saja tidak cukup untuk memimpin sebuah perusahaan besar sekelas Pertamina.
"Nomor satu integritas yang lebih bagus, kalau pintar semua sudah pintar," tukas dia.
(gpr)